GUNUNGKIDUL, (KH),– Warga Padukuhan Ngluweng, Kalurahan Ngleri, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Sardiman turut kecipratan rezeki dengan adanya syuting film KKN di Desa Penari. Rezeki berupa uang dia dapat setelah ia menjadi satu dari sekian orang yang diminta menjadi pemeran tambahan.
Lelaki berusia di atas 60 tahun ini sempat diminta berperan sebagai petani. Tak hanya sebagai pemeran tambahan, dia juga dipercaya sebagai petugas jaga malam di sekitar lokasi syuting.
“Saya dari awal sampai syuting selesai dapat Rp2 juta, saya juga jaga alat dan property film,” kata Sardiman saat ditemui di komplek lokasi syuting di Ngleri, Playen, Kamis, (18/5/2022).
Tak hanya dirinya, dua rekannya warga setempat juga menerima upah yang hampir sama. Dua rekannya bernama Antok dan Marsidi.
Warga lain yang turut menjadi pemeran tambahan cukup banyak. Jumlahnya ada 20-an. Upahnya pun variatif, diantaranya mendapat Rp75.000 setiap satu kali adegan.
Rumah Lokasi Syuting Seram, Hendak Dijual Oleh Pemilik
KH sempat berkunjung dan masuk ke rumah yang dijadikan lokasi syuting. Di Gunungkidul, rumah milik pasangan lansia Ngadiyo dan Marni tergolong paling banyak dipilih. Menurut warga setempat yang mengantar masuk ke rumah, Danuri menyebut, rumah tersebut menjadi rumah utama lokasi syuting.

Dari luar, rumah nampak tak terawat. Selain banyak sampah, beberapa bagian rumah juga nampak mengalami kerusakan. Di sisi belakang, atap rumah bahkan sebagian ada yang jebol.
Rumah tersebut terdiri dari 2 limasan dan 1 kampung. Perabot di dalam rumah tinggal sedikit. Sebagian besar yang tertinggal pun mengalami kerusakan.
“Ada dua puluhan orang yang diajak syuting. Kebetulan saya kerja di Jogja pulang selalu malam sehingga tidak ikut main,” kata Danuri.
Rumah memang banyak yang rusak karena ditinggal pemilik dalam durasi lama. Persis tidak lama setelah syuting seleasai. Syuting film, lanjut Danuri berlangsung sekitar 1 bulanan akhir 2019 lalu.
“Kesehatan pemilik rumah memang melemah, kemudian supaya anaknya lebih mudah merawat diajaklah tinggal di rumah anak-anaknya. Ke utara dari ini masih masuk wilayah Playen,” beber Danuri.
Ada keganjilan yang disebut warga setempat pernah terjadi di sekitar rumah yang dijadikan tempat pengambilan adegan.
Sukadi warga setempat mengakui bahwa rumah tersebut sekilas tergolong menyeramkan. Kebetulan lokasinya persis dekat dengan baon atau hutan.
“Rumahnya terhitung paling barat di kampung ini. Sebelah barat itu hutan. Jadi ya serem dekat rerimbunan pohon,” tutur Sukadi.
Dia sempat diajak ikut dalam adegan, namun disanggupi sekali saja. Sukadi mengaku repot harus cari pakan untuk ternak-ternaknya.
“Biasanya dari rumah itu terdengar suara seperti orang mengaji macam tahlilan. Sesekali seperti ada yang ceramah. Tapi kenyataannya tidak ada,” terang Sukadi.
Belakangan ini, karena lama tak ditinggali, salah satu bagian rumah akan dijual oleh pemilik. Saat KH berkunjung, ada orang yang sempat melihat kondisi rumah tersebut.
Film KKN Di Desa Penari diadaptasi dari salah satu cerita horror yang telah viral di tahun 2019 melalui Twitter. Menurut sang penulis, cerita ini diambil dari sebuah kisah nyata sekelompok mahasiswa yang tengah melakukan program KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Desa Penari. Tak berjalan mulus, serentetan pengalaman horror pun menghantui mereka hingga program KKN tersebut berakhir tragis.
Film dengan produser Manoj Punjabi ini disutradarai oleh Awi Suryadi. Belakangan film ini paling banyak diburu di bioskop-bioskop tanah air. Untuk mendapatkan tiket menonton saja harus berebut secara online. Karena untuk secara offline, tiket lebih banyak habis terjual.
Meskipun film ‘KKN di Desa Penari’ mengambil kisah horor di Jawa Timur, namun ternyata lokasi syuting film ini justru paling banyak diambil di wilayah DIY, termasuk di Gunungkidul. (Kandar)