
WONOSARI, (KH) — Tingginya curah hujan yang terjadi sepekan terakhir membuat produksi kerupuk di Wonosari menurun. Pasalnya, para pengusaha kerupuk tidak optimal dalam melakukan pengeringan. Alhasil stok kerupuk mentah produksinya menipis.
Kendati demikian, mereka tetap melakukan produksi, hanya saja memilih mengurangi jumlah produksi agar kerupuk tetap terjaga kualitasnya.
Tukiyo (46) pengusaha kerupuk asal Desa Kepek, Wonosari, mengatakan, pengeringan kerupuk produksinya masih mengandalkan pengeringan dari sinar matahari. Curah hujan yang tinggi menyebabkan pemilik pabrik Sehati ini tidak dapat memproduksi kerupuk seperti biasa.
“Kita kesulitan menjemur, sebab kita masih mengandalkan sinar matahari. Turunnya hujan memang memaksa kita tidak memproduksi kerupuk dalam jumlah banyak,” kata Tukiyo di rumahnya, Sabtu (17/1/2014).
Ia mengungkapkan, saat cuaca bagus produksi kerupuknya mencapai 80 kilogram per hari. Namun akibat cuaca yang kurang bersahabat dia hanya mampu memproduksi 40 kilogram banggi (kerupuk yang belum digoreng) sehingga stok kerupuk mentah di pabriknya kini berkurang.
Meski stok kerupuk berkurang akibat sulitnya produksi, Tukiyo mengaku, tidak menaikkan harga kerupuk. Harga kerupuk yang dijual kepada para penyetor (bakul) yang bekerja kepadanya tetap stabil.
Salah satu bakul kerupuk Oyon Tahyan (42) mengungkapkan, cuaca yang kurang bersahabat juga berpengaruh terhadap penjualan kerupuk.
Akibatnya, jumlah kerupuk yang dia setorkan ke warung-warung langganannya harus dikurangi. “Biasanya setiap cuaca cerah, kita bisa membawa 6000 kerupuk, saat cuaca buruk kita hanya membawa 2500 kerupuk. Jika tidak hati-hati kita akan rugi karena kerupuk mlempem,” ulasnya.
Dia menjelaskan, proses pembuatan kerupuk seperti pengeringan yang kurang maksimal akan berpengaruh terhadap kualitas dan rasa kerupuk yang dijual. Sebab jika pemanasan kurang maksimal kerupuk tidak bisa mengembang dengan sempurna saat digoreng.
“Jika kerupuk kecil-kecil pelanggan kita juga mengeluh. Ini memang salah satu masalah yang saat ini kita hadapi,”terangnya.
Puluhan pengusaha kerupuk di Kabupaten Gunungkidul memang masih mengandalkan sinar matahari untuk mengeringkan hasil produksi. Mereka belum mampu membeli mesin modern yang bisa mengeringkan kerupuk saat cuaca kurang bersahabat. (Juju)