Petani Grogol Terpaksa Panen Padi Lebih Awal Karena Lahan Terendam Luapan Air

oleh -1032 Dilihat
oleh
petani
Petani di Grogol, Paliyan memanen padi lebih awal. (*)

GUNUNGKIDUL,(KH), — Hujan lebat terjadi di Kabupaten Gunungkidul, Senin (10/3/2025) sore kemarin. Hujan deras dengan durasi yang lumayan lama mengakibatkan anakan sungai di dekat lahan pertanian di Padukuhan Karangmojo, Kalurahan Grogol, Kapanewon Paliyan meluap.

Air dari anakan sungai yang meluap tersebut masuk ke lahan pertanian dan merendam beberapa petak lahan milik warga dengan luas sekitar 5 hektare. Padahal para pemilik lahan belum memanen padi yang mereka tanam beberapa bulan lalu. Sehingga air yang menggenang tersebut membuat tanaman padi ini ambruk atau roboh.

Sore kemarin air belum surut sehingga petani hanya bisa pasrah atas air yang merendam lahan pertanian mereka. Barulah Selasa (11/3/2025) pagi tadi para petani mulai memanen tanaman padi mereka yang sudah roboh terendam banjir.

Para petani ini terpaksa harus memanen tanaman padi mereka lebih awal karena kondisi yang sudah tidak memungkinkan apabila ditunggu hingga menua. Selain itu panen juga dipercepat untuk menyelamatkan padi-padi ini agar tetap bisa dikonsumsi.

“Tanaman padi kalau sudah terendam itu mau tidak mau tetap langsung dipanen, mau umur sudah tua atau belum, soalnya busuk kalau telat,” kata Wahyudi, salah seorang petani yang tanaman padinya terendam air hujan.

Tidak hanya itu, padi yang sudah dipanen tersebut harus segera dijemur di bawah terik matahari agar cepat kering.

“Kalau tidak segera dijemur justru akan menimbulkan jamur dan merusak padi. Kualitas gabah dan berasnya nanti akan menurun,” tandasnya.

Menurutnya, kerugian atas kejadian ini tidaklah besar. Sebab sebelum hujan lebat terjadi dan merendam lahan pertaniannya itu, ia bersama dengan petani lain sudah sempat memanen beberapa petak lahan.

“Kemarin sudah ada yang dipanen yang ini karena belum dipanen masih menunggu lebih menua. Kalau rugi ya rugi tapi tidak terlalu besar, karena kondisi padi sebagian sudah terisi dan siap panen,” jelasnya.

Petani lain, Tumirah (59) mengungkap, tanaman padi miliknya juga ikut terendam air hujan. Meski demikian, tanaman yang roboh masih bisa diselamatkan meskipun ada beberapa yang tidak bisa diselamatkan.

“Ada yang usia padinya belum begitu ‘matang’ usianya tapi sudah harus dipanen karena terendam air dan ambruk ini,” kata Tumirah.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, Raharjo Yuwono mengatakan, Selasa pagi tadi timnya telah melakukan pengecekan di lahan yang terendam air luapan sungai tersebut. Dia membenarkan beberapa petak lahan pertanian milik warga terendam air sehingga tanaman padi banyak yang roboh.

“Iya ada yang ambruk namun masih bisa terselamatkan. Kalau untuk sampai ke gagal panen tentu tidak ya, karena masih bisa dipanen oleh petani,” terangnya.

Tak hanya tanaman padi siap panen yang terendam air. Ada juga semaian padi yang terendam air.  Akan tetapi kondisinya masih aman. Nanti, pada saatnya musim tanam berikutnya masih bisa ditanam.

“Dampaknya hanya kecil, hari ini sudah langsung dipanen pemiliknya. Aman kok,” pungkas dia. (*)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar