WONOSARI, kabarhandayani.– Secara umum petani Gunungkidul memelihara ternak sapi dan kambing sebagai tabungan atau investasi. Dalam mencukupi kebutuhan hijauan makanan ternak biasanya petani memanfaatkan tepian ladang sebagai tempat menanam.
Di akhir musim panen lalu petani di wilayah Desa Pulutan tak hanya menanam hijauan pakan di tepi ladang, tetapi juga di lahan bekas tanaman padi yang telah dipanen, dengan harapan dapat dijadikan cadangan ketika musim kemarau seperti sekarang ini.
Seperti yang dilakukan petani lain, Rustanto juga melakukan hal yang sama, Ia menanam rumput gajah sebagai antisipasi sulitnya pakan ternak, sehingga lebih berhemat lagi dalam hal pembelian hijauan pakan ternak.
Namun kenyataan tidak sesuai harapan, sepertinya Ia harus merogoh saku lagi untuk membeli hijauan pakan ternak, pasalnya rumput yang siap dibabat ternyata roboh dan mengering, Ia sempat kaget melihatnya pada Selasa (19/8/2014).
Rustanto menduga penyebabnya dimakan hewan pengerat yaitu tikus. “Heran saya, tikus kok doyan ya, pangkal batang saja yang digigit,” keluhnya kesal.
Di lahan seluas sekitar 700 meter persegi hampir sebagian yang rusak dimakan tikus. “Ada separoh yang roboh, padahal harga pakan sudah naik,” tambahnya.
Disampaikan Miyar, pemilik ladang yang bersebelahan dengan milik Rustanto mengungkapkan, bahwa tikus pemakan rumput gajah adalah jenis tikus yang memiliki tubuh besar, Ia menyebutnya tikus werok.
Dengan adanya serangan hama tikus tersebut, Ia merencanakan akan segera membabat habis rumput gajahnya.
“Akan saya babat semua, keburu habis diserang tikus,” pungkasnya. (Kandar/Hfs)
‘