Bupati Buka Pameran Seni Lukis Dhodog-Dhodog Lawang

oleh -843 Dilihat
oleh
Bupati Gunungkidul, Badingah Dhodog-Dhodog Lawang (mengetuk pintu) sebagai penanda dibukanya Pameran Lukisan. KH/ Kandar
Bupati Gunungkidul, Badingah Dhodog-Dhodog Lawang (mengetuk pintu) sebagai penanda dibukanya Pameran Lukisan. KH/ Kandar
Bupati Gunungkidul, Badingah Dhodog-Dhodog Lawang (mengetuk pintu) sebagai penanda dibukanya Pameran Lukisan. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Pameran seni lukis bertema Dhodog-dhodog Lawang di rumah budaya nDALEM BAGONGAN jalan Dewandaru Madusari (eks STKN) Wonosari dibuka oleh Bupati Gunungkidul, Hj Badingah S, Sos, Sabtu, (7/8/2016) malam.

Pameran yang berlangsung selama dua hari 6 hingga 7 Agustus 2016 digelar oleh dua perupa muda Gunungkidul, Herlan Sae Dan Sugeng Riyadi. Salah satu pelukis Herlan Sae, mengatakan, tema Dhodog-dhodog Lawang (mengetuk pintu) bermakna filosofis, bahwa kata “permisi” atau “kulo nuwun” dalam bahasa Jawa merupakan kata santun atau etika seseorang yang mestinya dilakukan sebelum memasuki rumah seseorang. Diharapkan, dari kata kulo nuwun bisa mendapatkan ijin dari pemilik rumah.

“Tentu, maksud kami adalah mohon ijin, permisi atau kulo nuwun kepada masyarakat Gunungkidul tentang kehadiran seni lukis sehingga memberikan edukasi melalui pesan-pesan moral pada setiap visual dalam karya seni lukis yang ditampilkan,” katanya disela-sela pameran.

Ditanya mengenai jenis karya seni lukis, Herlan mengutarakan, sebagian besar bertema mengenai cirri khas atau membawa aura Gunungkidul, baik dari obyek, rasa, dan tema merupakan gambaran kondisi sosial, kondisi alam, tradisi, kebiasaan dan lain sebagainya.

“Makanya lukisan saya ada yang menyampaikan pesan mengenai batuan karstnya,” kata dia.

Selepas membuka dan melihat satu persatu lukisan, Badingah mengutarakan menyambut baik dan mengapresiasi kepada dua perupa yang memiliki inisiasi mengadakan pameran.

“Dengan adanya pameran lukisan diharapkan masyarakat Gunungkidul dapat membuka diri, karena yang namanya seni lukis di Gunungkidul masih sangat awam bagi masyarakat. Kita tahu banyak masyarakat yang belum mengenal seni lukis sepert apa,” ujar Bupati.

Sanjungan terhadap karya lukisan disampaikan, keduanya, kata Bupati, mampu mengekspresikan dirinya bagaimana saat merasa senang, dan gundah serta mampu melihat kondisi lingkungan sekelilingnya kemudian diwujudkan dalam sebuah karya lukisan.

Dia sangat berharap tidak hanya masyarakat dari golongan dewasa saja yang bersedia melihat dan mencari tahu seperti apa seni lukis yang dipamerkan, lebih luas lagi berupaya untuk tahu mengenai budaya dan potensi yang ada diGunungkidul. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar