PATUK, kabarhandayai.– Bukan hanya potensi alam berupa pantai, pegunungan atau bentukan alam lainnya di daerah Gunungkidul yang dapat dimanfaatkan dan digali potensinya. Hasil bumi yang ada di Gunungkidul pun dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya adalah buah-buahan yang terdapat di Gunungkidul.
Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh mereka yang peka dengan potensi tersebut. Terlebih saat ini Gunungkidul sedang naik daun pariwisatanya sehingga banyak para wisatawan baik lokal maupun luar daerah yang mencari oleh-oleh sepulang dari Gunungkidul.
Ada sekitar 50 pedagang buah yang terletak di Jalan Jogja Wonosari tepatnya di Padukuhan Kerjan, Desa Beji, Kecamatan Patuk, Gunungkidul yang membuka toko sejak pagi hingga malam hari.
Margono (40) warga Padukuhan Kerjan yang merupakan penjual pertama di tepat ini menjelaskan toko buah ini ada sejak tahun 2000 dengan jumlah sekitar 3 hingga 4 toko dan mulai ramai setelah 3 tahun selanjutnya.
Margono memaparkan, berbagai jenis buah dijajakan di sini baik buah lokal maupun import, namun dari sekian banyak macam buah, buah sawo adalah buah yang paling dominan diburu pembeli yang mayoritas adalah wisatawan luar daerah Gunungkidul. Dari hasil penjualan buah ini ia memperoleh omset sekitar 3 juta perbulan.
Margono menyatakan, buah sawo dijual dengan harga Rp 10.000,00 per kilo “Kalau buah sawo sewaktu-waktu ada karena buah sawo itu bukan buah musiman. Tetapi kalau buah yang musiman harganya juga tergantung stok,” jelasnya,
Windarsih (40) yang sudah berjualan di sini selama 8 tahun menjelaskan, pembeli akan ramai di waktu liburan dan akan berkurang ketika bulan puasa. “Kalau hasilnya tidak tentu karena muter terus untuk kulakan,” ujarnya.
Hal serupa juga dungkapkan oleh Tatik (26) yang merupakan salah satu penjual asal Gedangsari, penghasilannya tidak tentu berkisar antara 1 juta hingga 3 juta kalau ramai. “Tempatnya ini minjam, ada yang dari dinas PU ada yang milik perorangan. Semoga jumlah pembelinya meningkat dan stok buah selalu ada,” ujarnya. (Mutiya/Hfs)