Berbagai Kegiatan Kampung Literasi Desa Kepek Saptosari

oleh -
Literasi pertanian yang dirintis pemuda Desa Kepek. dok. TBM Kuncup Mekar.
Literasi pertanian yang dirintis pemuda Desa Kepek. dok. TBM Kuncup Mekar.
Literasi pertanian yang dirintis pemuda Desa Kepek. dok. TBM Kuncup Mekar.

SAPTOSARI, (KH)— Terus berproses, sebagai Kampung Literasi, Desa Kepek merintis berbagai program kegiatan yang megarah menuju masyarakat berpengetahuan dan berketrampilan, sebagaimana menjadi ciri kampung literasi itu.

Beberapa waktu lalu, Ketua Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Kuncup Mekar, Andriyanta menuturkan, sebagai pelaksana program pihaknya mengupayakan seluruh kegiatan diupayakan selalu bersinergi degan lembaga desa, yakni seperti Perpusdes.

Rintisan kegiatan di 6 padukuhan telah terlaksana sesuai potensi masyarakat  di wilayah masing-masing. Andriyanta sebutkan, di Padukuhan Tileng, masyarakat terutama pemuda memiliki program kegiatan literasi pertanian.

Literasi pertanian itu, lanjut Andriyanta, berupa kegiatan pertanaian yang berbeda dengan pertanian yang biasa dilakukan masyarakat pada umumnya. Tidak sekedar menanam dan memanen, tetapi pemuda di padukuhan tersebut membuat berbagai tulisan di area tanam mengenai informasi dan seluk beluk tanaman yang ditanam. Terkait manfaat, nama latin, nilai kandungan gizi dan informasi lain yang diperlukan.

“Misalnya tanaman bawang merah, disekitar lahan dipampang tulisan mengenai nama latin, manfaat dan kegunaan serta informasi yang lain mengenai bawang merah. Sehingga ketika ada anak-anak berkunjung lalu membaca mereka jadi tahu,” jelas pemuda yang telah menangani TBM sejak 2012 ini.

Ia melanjutkan, beberapa program kegiatan yang lain ada yang bersifat sebatas lingkup di satu Padukuhan saja namun ada pula yang sasarannya seluruh masyarakat se-desa. Keduannya memiliki tujuan sama, yakni untuk mengedukasi masyarakat.

Sambung Andriyanta, ada pula literasi kewirausahaan. Kegiatan yang dilakukan berupa upaya mengangkat produk lokal desa. Dimulai dengan mengumpulkan berbagai informasi mengenai kemasan yang baik untuk sebuah produk lokal. Lalu pada bungkus atau kemasan disertakan keterangan nilai gizi dari olahan makanan lokal tersebut.

“Beberapa produk yang diangkat atau dikenalkan ke publik yakni dodol benguk, lemper benguk, stick pisang, dan produk olahan bernama Asmorondono. Pada festival produk lokal bulan depan akan kita jadikan tonggak awal mula pemasaran dan inventarisir semua produk buatan masyarakat,” ungkap Adriyanta.

Selain dua program tersebut juga ada Literasi seni budaya. Seni reog yang ada di desa setempat akan di kemas sedemikian rupa sehingga ketika tampil tidak hanya menyajikan pertunjukan seni reog semata, tetapi ada hal lain yang bisa diperoleh penonton.

“Kita nanti akan buat semacam booklet, atau selebaran, dan papan informasi mengenai apa itu reog, mengenai sejarah, cerita dan pesan dibalik seni reog,” urainya.

Upaya mendapatkan materi terkait reog, ditambahkan oleh Wakil Ketua TBM, Supardiyono, pihaknya telah membahasnya dengan dewan adat setempat. “Kami juga akan menginventarisir seluruh kesenian lokal di seluruh Desa Kepek,” tambah Supardiyono. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar