“Untuk produk andalan saya yaitu beras singkong, saya kasih nama beras sehat, karena beras ini cocok sekali untuk dikonsumsi oleh penderita Diabetes, dan orang orang yang kepengin diet, mengkonsumsi beras sehat ini awet kenyang,” terangnya sambil terkekeh.
Suami dari Marsihani dan bapak dari Richa, Apriyanto dan Reni ini memang tampak bersemangat sekali. “Bapak sering tidur jam 4 pagi, siang bekerja malam masih menyempatkan diri untuk servis elektronik,” tutur Marsihani sambil menjahit pakaian. Di rumahnya, Lasono memang menerima jasa jahit menjahit. Selain berinovasi di olahan produk makanan berbahan dasar singkong, Lasono juga hobi di bidang pertanian dengan tekhnik Grafting, sisip dan temple.
Lasono mampu membuat inovasi sebuah pohon Cokak berbuah 8 jenis, yaitu berbagai jenis terong (ungu, bulat dan panjang) juga berbuah tomat dan Cokak itu sendiri. Di kebun depan rumahnya yang tak seberapa luas itu Lasono asyik dengan praktik inovasinya dibidang pertanian. Dia juga berhasil menanam berbagai jenis sayuran yang biasanya dibudidaya di daerah dataran tinggi, ada Wortel, Kol, dan Kubis
Inovasi dari Lasono ini sepatutnya mendapat apresiasi, karena kendala terbesar masih di seputaran pemasaran produk. “Selama Covid ini saya total berhenti tidak produksi, sepi order,” ujarnya sedih.
Terlepas dari kelesuan ekonomi akibat Pandemi, seorang Lasono yang hanya tamatan SMP, mampu membuktikan bahwa dengan ketekunan mencoba dan berusaha ternyata produk pertanian Singkong atau Gaplek bisa menjadi sebuah produk makanan alternatif yang tidak kalah dengan produk produk makanan lain.
“Saya punya harapan, para petani Gunungkidul bisa menjual produk pertaniannya dengan pantas, sehingga profesi petani bisa menjadi sebuah profesi yang menjanjikan,” ujar Lasono menutup obrolan dengan KH di sore hari beberapa waktu lalu.
[Edi Padmo]
