GUNUNGKIDUL, (KH),– Jual beli ternak sapi di pasar hewan di Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan. Diungkapkan Kepala Dinas Perdagangan Gunungkidul, Kelik Yuniantoro penurunan yang terjadi cukup signifikan.
“Pada awal Januari ini sapi yang masuk menurun hingga 50 persen,” kata dia, Selasa (7/12/2025).
Menurutnya, jumlah sapi masuk linier dengan jumlah transaksi atau aktivitas jual-beli. Kelik membenarkan bahwa penurunan yang terjadi akibat wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mewabah belakangan ini.
Penurunan itu, sambungnya terjadi di keseluruhan pasar hewan. Termasuk pasar hewan besar di Gunungkidul, seperti Pasar Hewan Siyonoharjo dan Pasar Munggi.
Berdasar pantauan, Pasar Hewan Siyonoharjo pada pukul 08.30 WIB nampak lengang. Tidak banyak sapi ditambatkan di tempat yang tersedia.
Kepala Dinas Peternakan dan Hewan (DPKH) Kabupaten Gunungkidul, Wibawanti Wulandari menyebut, saat ini sapi suspek PMK tercatat 800-an ekor.
“Sekitar 885 ekor suspek, kemudian yang mati tercatat suspek ada 65 ekorl,” ungkapnya.
Dia mengaku telah melakukan serangkaian upaya untuk menanggulangi penyebaran. Usaha yang ditempuh diantaranya dengan disinfektan. Sebanyak 1000 liter disinfektan telah dibagikan.
“Kami melakukan vaksinasi dan pengetatan lalu lintas ternak. Terutama sapi sakit tidak boleh dijualbelikan,” tutur Wibawanti. (Kandar)