WONOSARI,kabarhandayani,– Tingginya antusias warga untuk mengikuti acara takbir keliling membuat jalur di beberapa titik di kota Wonosari dialihkan. Berbagai jenis kreatifitas masyarakat dipertunjukkan pada malam takbir tahun ini.
Terlihat satu bedug super besar yang dibawa dengan truk. Ada pula peserta yang memakai pakaian adat Jawa dalam berkeliling kota Wonosari. Namun ada satu keunikan yang berbeda kali ini adanya tokoh pewayangan Hanoman menjadikan sebuah keunikan tersendiri.
Atraksi yang dilakukan oleh jamaah Masjid Nurrul Khasanah, Kepek II ini memang terbilang lain dari pada yang lain. Hanoman merupakan tokoh pewayangan yang kita ketahui sangat kental dengan kebudayaan hindu kunonya.
Namun Wahid (32) sang Hanoman dari Wonosari merasa senang menggunakan kaostum tersebut bahkan teman-temannya juga mendukung. “Wayang merupakan kesenian khas Jawa, mencintai kesenian dan kebudayaan yang tidak bertolak belakang dengan agama, selagi positif dan dapat di terima oleh akal sehat sah-sah saja,” katanya saat melakukan takbir keliling Minggu (27/07/14).
Wahid rela berjalan dari depan masjid al iklhas melewati Jalan baru dan jalan depan RSUD Wonosari, kemudian berjalan menuju taman bunga dan finish di alun-alun kembali. “Rasa lelah tidak terasa jika kita menjalaninya dengan penuh kebahagiaan,” imbuhnya.
Adapun pembawa lampion satu kelompok dengan Hanoman yang menggunakan sandangan Jawa yang membuat kelompok ini lebih terasa aroma jawanya. Memang dalam berbagai acara seperti pawai dan sebagainya sangatlah penting akan perkenalan terhadap kesenian maupun budaya jawa supaya keduanya tetap terjaga dan lestari.
Yaitu Aini (18) pembawa lampion yang berpakaian lengkap dengan sandangan jawanya mengatakan motif yang ia gunakan tidak membuat dirinya minder justru ia merasa senang karena menurutnya takbir keliling dengan menggunakan sandangan jawa baru dilakoninya pada takbir tahun ini. “Kalau karnaval 17 Agustus sih sering, tapi kalau pas takbir begini ada kesan tersendiri buat saya,” katanya.(Atmaja/Tty)
