Yayasan Imaji Berikan Edukasi Kesehatan Jiwa Ke Masyarakat Bejiharjo

oleh -5708 Dilihat
oleh
Kegiatan Sarasehan edukasi kesehatan jiwa ke masyarakat Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. KH/ Kandar.
Kegiatan Sarasehan edukasi kesehatan jiwa ke masyarakat Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul. KH/ Kandar.

KARANGMOJO, (KH),– Yayasan Inti Mata Jiwa (Imaji), Sabtu, (13/5/2017) lalu menyelenggarakan kegiatan sarasehan berupa edukasi kesehatan jiwa kepada masyarakat di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo.

Kegiatan yang berlangsung di balai desa setempat dihadiri sedikitnya 65 peserta yang terdiri dari perangkat desa, BPD, LPMD, tokoh desa, tokoh agama, tokoh adat, pengurus PKK, karang taruna, kader desa dan masyarakat umum.

Sebagaimana disampaikan Ketua Yayasan Imaji, Ir. Jaka Yanuwidiasta, kegiatan diharapkan mampu meningkatkan ketahanan kesehatan jiwa masyarakat, sehingga terwujud masyarakat yang sehat fisik, sehat jiwa dan sehat sosial.

“Sebagaimana definisi kesehatan, dimana dimaknai sebuah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis,” tuturnya dalam pengantar sarasehan.

Relawan Imaji sebagai nara sumber, dr. Ida Rochmawati, M. Sc., SpKJ(K) dalam kesempatan tersebut mengurai bagaimana mengenali persoalan dan penanggulangan masalah kesehatan jiwa.

Menurutnya, gangguan jiwa bisa mengenai siapa saja tanpa memandang latar belakang dan status ekonomi serta pendidikannya. Gangguan jiwa terjadi melalui proses yang terjadi beberapa waktu sebelumnya, bisa cepat, atau lebih lambat.

“Penyebab gangguan jiwa multifaktoral, diantaranya faktor genetik atau keturunan, kondisi ibu selama mengandung, penyakit fisik (panas tinggi, kejang, atau penyakit berat lainnya), riwayat jatuh atau terjadi benturan kepala, penggunaan narkoba dan lainnya,” papar Ida.

Lanjut Ida, salah satu gangguan jiwa yang sering dijumpai berupa depresi, yakni perasaan sedih yang mendalam disertai dengan hilangnya semangat dan motivasi, badan menjadi mudah lelah, atau tidak bertenaga.

Selain itu, depresi disertai munculnya ketidakteraturan atau perubahan pola makan dan tidur, sulit konsentrasi atau tidak fokus, serta dalam kondisi ekstrim ada keinginan untuk bunuh diri. “Tiga gejala utama berupa murung, mudah lelah dan hilang minat,” terangnya.

Untuk mengantisiasi akibat serius dari depresi, Ida menghimbau untuk melakukan pencegahan. Setelah mengenali, bagi diri yang mengalami upaya pencegahan dapat segera dimulai dengan berbicara kepada orang lain. Atau apabila di lingkungan ada orang lain yang mengalami, masyarakat dapat berperan dengan menjadi teman, bersedia mendengarkan dan menyemagati dalam rangka menanggulangi depresi yang semakin berlanjut.

“Menjadi teman curhat membantu penyembuhan depresi. Masyarakat dapat membantu orang yang mengalami dengan mendengarkan mereka berbicara, dan membantu membuka wawasan bahwa disekitar ada harapan dan banyak orang yang ingin membantu,” sambung Ida.

Sementara itu, Kades Bejiharjo, Suyanto menyambut baik digelarnya kegiatan sarasehan. Pihaknya mengaku selalu siap memberikan dukungan tindak lanjut dari kegiatan tersebut. Seusai kegiatan sarasehan dirinya merencanakan pembentukan kader kesehatan jiwa di wilayahnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar