Walang Sangitpun Bernilai Jual

oleh -
oleh
iklan dprd

KARANGMOJO, kabarhandayani.– Walang sangit (Leptocorisa oratorius Fabricius, (Hemiptera: Alydidae ); syn. Leptocorisa acuta ) adalah serangga yang menjadi hama penting pada tanaman budidaya, terutama padi. Di Indonesia, serangga ini disebut: kungkang ( Jawa Barat ), pianggang (Sumatera), dan tenang (Madura).
Hewan ini mudah dikenali dari bentuknya yang memanjang, berukuran sekitar 2 cm, berwarna coklat kelabu, dan memiliki “belalai ” (proboscis) untuk menghisap cairan tumbuhan. Walang sangit adalah anggota ordo Hemiptera (bangsa kepik sejati) Walang sangit menghisap cairan tanaman dari tangkai bunga (paniculae) dan juga cairan buah padi yang masih pada tahap masak susu sehingga menyebabkan tanaman kekurangan hara dan menguning (klorosis), dan perlahan-lahan melemah.
Nama “walang sangit” menunjukkan bentuk pertahanan dirinya, yaitu mengeluarkan aroma yang menyengat hidung (sehingga dinamakan “sangit”). Sebenarnya tidak hanya walang sangit yang mengeluarkan aroma ini, tetapi juga banyak anggota Alydidae lainnya.
Tapi uniknya ini yang terjadi di kalangan masyarakat gunungkidul khususnya, walang sangit diperjual belikan untuk dijadikan makanan. Penuturan Pami (72), salah seorang pedagang walang sangit di pasar Tenger, Karangmojo dan satu satunya penjual walang sangit yang kami temui tadi pagi (sabtu, 12/07/2014), menjelaskan walang sangit laku dijual karena masih banyak peminatnya untuk dijadikan makanan, walang sangit selain digoreng langsung, bisa juga dipepes atau dijadikan bothok.
Pami menambahkan, Ia mendapatkan walang sangit dari daerah asalnya di Semin, Simbah 3 orang buyut ini mengungkapan kalau dia menjual satu jumput walang seharga Rp 1.000,00, dan dari tengkulak dia mendapatkanya dengan harga Rp 500,00 hingga Rp 700,00 perjumput. “Saya mendapatkan walang ini bukan kiloan mas, tapi berdasarkan jumputan/jimpitan,” katanya.
Pami menuturkan mulai berjualan walang sangit sejak 20 tahun yang lalu. Namun walang sangit hanya ada pada saat menjelang dan sesudah panen padi. Ia berjualan di PasarTenger Karangmojo, tiap pasaran pahing dan pon dengan penghasilan sekitar Rp 35.000,00 hingga Rp 70.000,00. (Jhody/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar