WA Tidak Etis ke Ketua DPRD, Guru SMAN 2 Wonosari Berdalih Miskomunikasi

oleh -5749 Dilihat
oleh
Permintaan maaf
Permintaan maaf pihak guru yang didampingi PGRI dan Disdikpora Gunungkidul. (KH/ Kandar)

WONOSARI, (KH),– Jajaran Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul bersama pihak Sekolah SMAN 2 Wonosari mendampingi salah satu guru, Timbul meminta maaf kepada Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, SE, Senin (24/5/2021).

Permintaan maaf disampaikan berkaitan dengan sikap tidak etis si guru, yakni meminta foto dengan alasan ingin membayangkan wajah ketua DPRD melalui chat WA. Padahal, waktu menjalin komunikasi, Endah bermaksud menanyakan perihal tugas putranya yang kebetulan menempuh pendidikan di SMAN 2 Wonosari.

Kepala SMAN 2 Wonosari, Sumardi mengaku kedatangannya guna meminta maaf atas sikap guru yang tidak pantas.

“Harapannya, peristiwa yang terjadi menjadi pembelajaran bagi semua insan pendidik,” kata kepala SMAN 2 Wonosari, Sumardi di ruang rapat DPRD Gunungkidul.

Saat ini, pihaknya mengaku tengah melakukan pembinaan terhadap guru yang kebetulan menjadi wali kelas itu.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua PGRI, Tijan mengucapkan terimakasih atas kebijaksanaan Ketua DPRD. Melalui organisasinya, pihaknya juga mengaku akan melakukan pembinaan terhadap guru tersebut.

Sementara itu, Timbul menampik tak ada modus apapun terkait permintaan foto itu. Termasuk mengirimkan lokasi keberadaanya, Timbul menyebut hanyalah mis komunikasi.

“Itu hanya mis komunikasi saja. Saya benar-benar menghormati Bu Endah,” dalih Timbul.

Ketua DPRD Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih menganggap, apa yang dialami bukan persoalan pribadi.

Menurutnya, tindakan yang sempat diambil, yakni mengadukan guru SMA N 2 Wonosari ke Disdikpora Gunungkidul dan DIY sebagai bentuk pengawasan dan implementasi atas Perda perlindungan perempuan dan anak.

“Secara kelembagaan saya merekomendasikan agar diambil tindakan oleh lembaga di tingkat atas yang menaungi institusi pendidikan. Selain itu sebagai unsur pembinaan dan efek jera bagi guru yang berisiko melakukan penyimpangan,” tegas dia.

Pihaknya tidak ingin ada peristiwa yang menimbulkan korban dikemudian hari. Menurutnya sudah ada kasus asusila yang dilakukan oknum di insitusi pendidikan hingga berujung perkara hukum. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar