WONOSARI, (KH),– Senin, (24/5/2021) terdapat satu warga meninggal dengan status positif COVID-19. Penambahan tersebut membuat angka total kematian menjadi 139 kejadian.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) menyebut, angka kematian di Gunungkidul dengan status positif COVID-19 tergolong tinggi.
“Kami menilai berkaitan dengan tingkat kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan (faskes) yang masih rendah,” kata dia belum lama ini.
Alasan rendahnya tingkat kunjungan yang banyak ditemui dinilai tak punya dasar kuat. Alasan masyarakat takut saat berkunjung ke Faskes karena didiagnosa positif COVID-19 tidak bisa dibenarkan.
Sebab, penentuan pasien positif COVID-19 atau tidak melewati sejumlah tahapan tindakan medis. Tidak asal-asalan.
“Ada prosedur yang mesti dijalankan sesuai pedoman dengan mengedepankan kode etik terkait penanganan pasien. Misalnya saja ada pasien demam, maka patut dicurigai. Sebab, salah satu gejala COVID-19 itu demam,” papar Dewi.
Kecurigaan, sambung Dewi yang lantas diikuti tahapan tindakan sesuai prosedur selanjutnya tidak bisa disebut bahwa pihak medis menentukan status pasien positif COVID-19 asal-asalan.
Dengan alasan yang keliru itu, membuat masyarakat datang telat ke Faskes. Beberapa kasus yang ditemui, pasien datang ke Faskes dalam kondisi sakit serius atau berat.
Pihaknya berpesan agar masyarakat segera datang ke Faskes jika kondisi kesehatannya terganggu. Pihaknya memastikan pihak medis tidak serampangan dalam menentukan status pasien positif COVID-19 atau tidak.
Senada disampaikan Direktur RSUD Wonosari, dr Heru Sulistyowati, kasus kamtian COVID-19 diantaranya terjadi karena keterlambatan pasien ke rumah sakit.
“Jika cepat ke rumah sakit bisa segera tertangani,” ujar dia. (Kandar)