
WONOSARI, (KH) — Para petani di Padukuhan Karangasem Desa Mulo saat ini mulai resah karena hama tikus serta uret yang menyerang tanaman mereka. Kedua hama itu muncul secara cepat sejak beberapa hari terakhir saat intensitas hujan mulai turun.
Khusus untuk tikus yang menyerang kacang tanah, petani seolah-olah pasrah, karena mereka masih punya keyakinan apabila tikus semakin diburu atau diracun maka hama itu akan semakin menyerang tanaman. Pawiro yang melihat kacang tanahnya berserakan sisa serangan tikus hanya bisa menggelengkan kepala dengan rasa jengkel, karena merasa tak bisa berbuat banyak mengatasi hal ini.
“Ajeng kepripun malih mboten saged menawi mburu tikus mangkeh malah sansaya ngamuk. Mugi-mugi mangkeh kula tasih diengehi, (Mau bagaimana lagi karena nggak bisa kalau memburu tikus, nanti malah semakin membabi buta. Semoga saja nanti masih dikasih sisa,” ujar Pawiro, Sabtu (10/1/15).
Hewan tikus itu memakan kacang dengan cara membuat lubang di bagian akar. Kulit kacang terlihat berserakan, bijinya yang sudah tak ada lagi.
“Saktemene isine lumayan sae, nanging rendenge langsung tak bedhol kemawon menawi isine sampun telas kados ngeten niki. (Sebenarnya bijinya lumayan bagus, tapi pohonnya langsung saya cabut saja bila biji kacangnya sudah habis seperti ini,” lanjut Pawiro sambil menunjukkan pohon kacang yang telah dicabutnya.
Serangan hama pertanian juga dirasakan Tukiyem terhadap tanaman padinya. Uret ia rasakan mulai menyerang padi di beberapa titik ladang miliknya, hingga membuat padi menjadi tak bertahan menghijau.
Berbagai obat pestisida sudah ia coba untuk memberantas hama, namun tetap saja padi miliknya semakin mengering. Lahan miliknya kini semakin kelihatan kosong, dan menguning karena padi banyaknya kering.
“Kalau air hujan menggenang mungkin bisa diantisipasi dengan diinjak-injak, tapi sekarang tak ada air begini. Jadi, makin membuat padi cepat mengering,” ujar Tukiyem. (Sumaryanto).