WONOSARI, (KH),– Kundha Kabudayan (Dinas Kebudayaan) Gunungkidul saat ini gencar melaksanakan kegiatan penulisan sejarah kalurahan. Secara teknis penulisan dilakukan oleh tim yang berasal dari masing-masing kalurahan.
“Bisa saja kami minta para penulis untuk menuliskan sejarah kalurahan, tetapi niat kami memang memberikan edukasi wawasan penuilisan dan literasi bagi tokoh di masing-masing kalurahan,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Gunungkidul, Agus Kamtono belum lama ini.
Dinas Kebudayaan melakukan pendampingan dari setiap tahapan penulisan. Penulisan dimulai dengan workshop bagi perwakilan kalurahan yang ditunjuk melakukan penulisan sejarah.
Dalam setiap workshop yang dihadiri perwakilan dari masing-masing kalurahan diberikan materi detail bagaimana tahapan menulis. Mulai dari menulis kata pengantar, daftar isi, isi BAB 1 dan seterusnya.
Dinas Kebudayaan, sambung Agus mendatangkan penulis dan akademisi guna mendampingi para tim penulis.
“Saat ini sudah tertulis 103 sejarah kalurahan. Targetnya tahun 2021 ini rampung 125 kalurahan,” harap Agus.
Pihaknya menambahkan, jika saja hasil tulisan kelak dianggap keliru bukan menjadi persoalan. Tulisan tersebut ke depan sangat memungkinkan diperbaiki.
“Tidak masalah keliru, setiap diakhir tulisan buku sejarah kalurahan diberi keterangan bahwa tulisan tersebut berdasar data dan informasi pada saat penulisan dilaksanakan. Apabila ke depan ada bukti-bukti otentik baru bisa direvisi atau diperbaiki lagi,” tandas Agus.
Menurut Agus, saat ini yang telah tertulis, mungkin bisa diangap belum ada nilainya. Namun untuk 20 hingga 50 tahun yang akan datang tulisan tersebut sangat bernilai.
“Dengan adanya sejarah dapat kita dapat meneladani pesan-pesan apa saja yang ada dari sejarah itu,” tukas dia. (Kandar)