WONOSARI,(KH) — SMPN 2 Wonosari merupakan salah satu gugus sekolah SMP yang tergolong berusia tua. Sebelum menjadi SLTP umum, sekolah ini bernama SMEP Negeri Wonosari, sekolah lanjutan tingkat pertama yang memiliki kekhususan dalam bidang pendidikan ekonomi.
Ciri khas lain sekolah ini adalah asal siswa yang beragam dari berbagai wilayah perdesaan Gunungkidul. Sudah sejak awal berdiri, ada banyak siswa yang berasal dari wilayah Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Saptosari, dan Panggang. Mereka menjadi siswa yang terbiasa mandiri dengan indekos atau ngenger dititipkan kerabat atau orang lain.
Kepala SMPN 2 Wonosari Drs. Suparto memberikan informasi, pada tahun ajaran 2014/2015 dengan daya tampung 210 yang mendaftar ke sekolah ini sekitar 301 orang. “Tahun-tahun sebelumnya juga sudah seperti itu. Sekitar 300-400an,” ujarnya, Sabtu (14/3/2015)
Ditanya soal daya tarik SMP 2 Wonosari mengapa cukup banyak peminatnya, Suparto menyatakan dapat dilihat dari tenaga pendidiknya yang profesional. “Hampir semua pendidiknya adalah lulusan S1, yang lulusan s2 pun juga ada. Untuk prestasi Ujian Nasional, ranking di bawah SMP 1 Wonosari dan SMP 1 Karangmojo. Berarti ya SMP 2 bisa dibilang pilihan yang menarik setelah SMP 1,” ungkapnya.
Berbagai prestasi ditorehkan SMP 2 Wonosari, antara lain lomba OSN, lomba penelitian ilmiah remaja (LPIR) yang dapat maju ke tingkat Nasional, bahkan menjadi satu-satunya wakil dari Gunungkidul pada tahun 2014. Penelitian yang diangkat adalah meneliti tentang masalah bunuh diri yang terjadi di Gunungkidul.
“Unggulan dari SMP 2 Wonosari sejak dulu, waktu masih jamannya ada sekolah RSBI di SMP 1 Wonosari, SMP 2 Wonosari sudah menjadi sekolah bilingual. Dalam pembelajaran mapel UN menggunakan bahasa Inggris. Kalau dulu hanya untuk kelas unggulan, sekarang akan kami kembangkan Bahasa Inggris menjadi bahasa komunikasi untuk mengantisipasi pariwisata global,” ujar Suparto.
Mengantisipasi pariwisata global, karena pihak sekolah ini melihat, Gunungkidul merupakan tujuan wisata di Yogyakarta. Karena itu, SMP 2 Wonosari harus menyiapkan anak-anak untuk terampil berbahasa inggris, sehingga nanti bisa mendukung sukses pariwisata di Gunungkidul.
“Karena murid-murid SMP 2 itu hampir dari semua kecamatan ada. Yang dari Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Paliyan, sehingga mereka bisa menjadi pioner-pioner di wilayah mereka masing-masing. Nanti akan diterapkan sehari-hari berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Semua murid, guru dan staf berkomunikasi dengan bahasa Inggris ” tambahnya.
Untuk ekstrakurikuler, sekolah ini memiliki sebanyak 24 jenis, antara lain Sains Club, Story Telling, Conversation, Pramuka, Tenis Meja, Teater, Jurnalistik, Mading, Music, Drumband, Bola Voli, Renang, Tari, KIR, Bola Basket, ICT Club, Basa Jawa, Seni Batik, Catur, Bela Diri, Badminton serta Tonti.
Diantara sekian banyak eksrakurikuler, unggulannya adalah yang sudah sampai ke tingkat Nasional yaitu di bidang KIR (Karya Ilmiah Remaja). Kemudian SMPN 2 juga akan membangkitkan kembali perlombaan Imtaq yang dulu sempat menjadi unggulan.
Dalam hal pesiapan UN, Suparto memaparkan, meski Ujian Nasional kini tidak menentukan kelulusan, hanya untuk melanjutkan studi dan pemetaan sekolah, SMPN 2 Wonosari tetap memberikan persiapan yang matang. Karena melanjutkan studi adalah masa depan anak-anak, agar anak mendapatkan sekolah yang baik.
“Strateginya yang pertama, membekali anak-anak dengan pelatihan dengan pengayaan atau les. Yang kedua kami mengadakan penguatan spiritual. Jadi istilahnya memberikan training motivasi yang kami hadirkan dari Yogyakarta. Mengadakan latihan-latihan ujian. Serta kami juga melakukan pendampingan siswa, setiap guru mendampingi 5 anak. Fungsinya adalah membantu siswa memecahkan kesulitannya dalam belajar,“ pungkasnya. (Gemma)