Sister School Programme: Belasan Siswa Dari Malaysia Belajar Di Gunungkidul

oleh -5483 Dilihat
oleh
Gala Dinner jajaran Pemkab Gunungkidul bersama delegasi sekolah dari Malaysia. KH.
Gala Dinner jajaran Pemkab Gunungkidul bersama delegasi sekolah dari Malaysia. KH.

WONOSARI, (KH),– Belasan pelajar dari Negeri Jiran belajar di Gunungkidul. Kegiatan tersebut merupakan realisasi sister school programme antara SMP AL Mujahidin Wonosari dengan Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) Paya Kemunting, Malaysia.

Kepala Sekolah SMP AL Mujahidin, Agus Suroyo menyampaikan, Sister School Programme dimulai sejak tahun 2016 lalu. Kerjasama tersebut mencakup dalam bidang pendidikan, budaya, bahasa dan pariwisata.

“Kerjasama ini tidak hanya dengan SMP Al Mujahidin tapi bisa juga dengan sekolah-sekolah negeri lainnya di Gunungkidul,” kata Agus dalam acara Gala Dinner bersama delegasi dari sekolah Malaysia di Bangsal Sewaka Praja, Sabtu, (2/2/2019) malam.

Ketua Sektor Akademik Jabatan Pendidikan Negeri Jeddah, Puan Siti Aminah Binti Ibrahim, menyampaikan terimakasih atas sambutan atau penerimaan dari Pemkab Gunungkidul yang luar biasa baik.

“Besok kami juga akan singgah ke destinasi wisata di Gunungkidul yang berbudaya seperti yang saya terima melalui berita di Malaysia”, terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi mengutarakan, kerjasama yang telah terjalin dalam bidang pendidikan antara SMP Muhammadiyah Al Mujahidin dengan Delegasi Sekolah Menengah Kebangsaan (SMK) dari Malaysia diharapkan kedepan semakin baik. Tentunya dilakukan secara inovatif untuk kemajuan bersama.

Menurut Immawan, penting bagi semua yang terlibat agar saling bertukar ilmu, pengalaman, hingga cara atau metode mendidik para siswa agar tercipta anak didik yang handal dan profesional.

Lebih jauh, Immawan mengatakan, pemerintah sangat mendukung program Sister School sebagai salah satu program pembelajaran siswa sekolah yang berbasis praktik dan berbagi pengalaman diantara sekolah-sekolah dari adat budaya dan bangsa yang berbeda.

“Model pembelajaran antar sekolah ini memiliki banyak keunggulan dan menjadi pilihan tepat, karena memberi ruang dan kesempatan yang lebih leluasa bagi siswa sekolah maupun para guru, untuk belajar sekaligus berpraktik berdasarkan pengalaman-pengalaman yang didapat dari berbagai sumber,” paparnya. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar