
PANGGANG, (KH)— Sempat ambles pada tahun 2012 yang mengakibatkan raibnya air dalam waktu semalam saja, kini telaga Motoendro yang berada di Padukuhan Temuireng 2 Desa Girisuko Panggang kembali penuh digenangi air. Warga merasa lega karena keberadaan air dapat dimanfaatkan lagi terutama pada musim kemarau.
Arif Apriyanto, Kepala Padukuhan Temuireng 2 menceritakan, sebelumnya, upaya penutupan lubang telaga dengan diameter mencapai 3 m tersebut dilakukan dengan cor beton. Namun saat musim penghujan, air yang menggenagi telaga kembali habis dalam waktu satu minggu. Air surut melalui tepi cor beton.
Berbagai upaya mengembalikan fungsi telaga dilakukan. Warga setempat dengan bantuan dari Yayasan Kristen Oikoumene kemudian berusaha memperbaiki telaga. Perbaikan dilakukan dengan memanfaatkan geoembran sebagai penutup dasar permukaan telaga sehingga air telaga tetap awet.
“Dari yayasan memberikan bantuan pembangunan telaga, sekitar dua bulan lalu diresmikan Bupati,” kata Arif saat ditemui di rumahnya, Kamis, (9/4/2015).
Diakuinya, saat ini pemanfaatan telaga memang belum maksimal, karena keberadaan telaga paska hujan berwarna kuning keruh. Telaga yang memiliki luas sekitar 400 m² tersebut disekat menjadi dua bagian. Sementara pada satu bagian sekat kecil diberi benih ikan.
Arif menambahkan, dipinggir telaga juga dibangun 3 buah kolam ikan, dua diantaranya juga ditaburi benih ikan bantuan dari yayasan. Sebagai upaya pelestarian kawasan telaga, lanjutnya, di sekeliling telaga saat ini telah ditanami sekitar 700 pohon buah-buahan yang berasal dari bantuan Djarum Foundation.
“Kisaran biaya pembangunan telaga mencapai Rp 41 juta. Pohon yang ditanam di antaranya durian, sawo, mangga, dan kelengkeng. Warga secara swadaya ikut membantu dalam pelaksanaan pembangunan telaga tersebut,” imbuhnya.
Tidak adanya saluran air PDAM di wilayah tersebut, menjadikan telaga masih tetap menjadi tumpuan warga untuk pemenuhan kebutuhan air sehari-hari. Selain untuk pemenuhan kebutuhan air, sebagian telaga yang disekat akan dimanfaatkan sebagai pemancingan.
“Rencananya, sisi sebelah barat akan dijadikan tempat budidaya cacing, sebagai pelengkap tempat pemancingan jika nanti telah terlaksana. Untuk sementara pinggir telaga kita beri pengaman dengan jaring. Kedalaman 2,5 hingga 3 meter berbahaya terutama bagi anak-anak,” pungkas Arif. (Kandar)