“Sapi PO asal Gunungkidul sudah mendapat pengakuan, ada Surat Keputusan (SK) dari Menteri Pertanian pada tahun 2015,” terang Suyanto.
Dalam lomba, ada 100 sapi milik peternak yang ikut sebagai peserta.
Sapi-sapi tersebut datang dari peternak di Kapanewon Playen dan Wonosari.
Dua kapanewon tersebut memang menjadi kawasan pembudidayaan sapi PO yang didampingi oleh Dinas Peternakan.
Menurut Suyanto, animo masyarakat memelihara sapi PO cukup baik. Sebab, sapi PO punya keunggulan yakni tahan terhadap cuaca ekstrem dan reproduksinya tinggi.
Contohnya, saat Inseminasi Buatan (IB), sapi PO indukan cukup disuntik satu atau dua kali sudah bisa bunting.
“Keunggulan sapi PO Gunungkidul pernah dikaji oleh Balai Inseminasi Buatan di Lembang, Jawa Barat. Lewat balai ini, bibit sapi PO Gunungkidul pun disebar ke seluruh Indonesia lewat program IB,” terang dia.
Suyanto berharap kontes sapi seperti yang terlaksana dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap sapi PO. Sekaligus melestarikan sapi ini sebagai ternak unggulan asal Gunungkidul.
Peternak sapi PO asal Gunungkidul, Theodorus menyebut, selain keunggulan tingginya reproduksi, sapi PO juga mudah dalam perawatan.
“Harganya juga lumayan,” ujarnya. (Kandar)