“Sampel darah sapi yang mati dipastikan positif (antraks). Kami langsung melakukan isolasi,” ujarnya.
Untuk sementara waktu, ternak warga di wilayah tersebut dilarang dibawa atau jual keluar. Begitupun warga tidak diperblehkan membawa masuk ternak terlebih dahulu.
Selain melakukan isolasi, DPKH juga menggelar KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) terkait pengendalian dan pemberantasan penyakit antraks.
Setidaknya ada 50 warga yang tinggal dekat dengan kasus antraks mengikuti sosialisasi.
“Hewan ternak segera kami berikan antibiotik. Jumlahnya ada 89 sapi dan 175 kambing,” ungkapnya.
Dia dengan tegas menghimbau agar masyarakat segera melaporkan ke petugas kesehatan hewan apabila ada ternak yang sakit atau meninggal. Tak hanya itu, ternak juga tak boleh dikonsumsi apabila mati mendadak. (Kandar)