NGLIPAR,(KH)— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY menetapkan dua kabupaten di DIY sebagai kawasan rawan longsor. Dua kabupaten tersebut yakni Gunungkidul dan Kulonprogo.
Kepala Pelaksana BPBD DIY Gatot Saptadi mengatakan, dalam musim penghujan ini, puluhan ribu warga yang ada di 31 kecamatan di DIY terancam longsor.
“Untuk Gunungkidul potensi longsor sangat tinggi di 54 desa pada 6 kecamatan,” katanya usai mengikuti simulasi penanggulangan bencana tanah longsor di Dusun Natah, Kulon Desa, Natah Kecamatan Nglipar, Selasa (2/12/2014).
Dia menjelaskan, di Kabupaten Gunungkidul ada enam kecamatan yang rawan longsor, yakni Kecamatan Nglipar, Gedangsari, Semin, Patuk, Ngawen dan sebagian di wilayah Kecamatan Ponjong.
Gatot mengaku, DPDB DIY dan BPBD kabupaten terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Salah satunya dengan simulasi yang digelar di daerah yang memiliki rawan bencana yang tinggi. Simulasi dilakukan sebagai upaya meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
“Salah satu upaya kita untuk mengatasai masalah ini dengan cara meningkatkan peran forum pengurangi resiko bencana yang ada di desa,” tambahnya.
Latihan ataupun simulasi menurutnya sangat penting dilakukan selain melatih kesiapsiagaan masyarakat,dalam simulasi itu masyarakat juga akan tahu apa yang harus diperbuat jika bencana itu benar-benar terjadi.
“Setiap orang tidak akan menginginkan bencana datang. Karena sekarang musim penghujan, kewaspadaan mutlak diperlukan,” ujarnya.
Dalam simulasi yang digelar, wilayah Dusun Natah Kulon, khususnya di RT 02 RW 07 digambarkan terjadi longsor. Akibat hujan deras, lereng bukit ambrol dan menimpa puluhan bangunan rumah. Tercatat 2 orang meninggal, 5 luka berat dan 9 luka ringan.
Kades Natah, Wahyudi sebagai komando forum Pengurangan Resiko Bencana (PRB) Desa Natah, melakukan gerak cepat membantu masyarakat yang terkena dampak bencana. Para korban dievakuasi termasuk sekitar 100 warga diungsikan dengan melibatkan TNI, Polri, relawan, TRC BPBD, Dinas Kesehatan dan lembaga lain.
Dalam simulasi ini juga diperagakan adanya pencuri yang menjarah harta milik warga, namun akhirnya berhasil diamankan. Meski kegiatan ini hanya simulasi, namun seakan terjadi sesungguhnya. Karena banyak warga yang menjerit-jerit menangis, akibat kehilangan keluarga. (Juju/Bara)