PALIYAN, kabarhandayani,– Berbagai usaha kerajinan di Gunungkidul mulai berkembang, dari usaha kerajinan kecil, menengah, hingga usaha kerajinan besar. Namun, dari banyaknya usaha kerajinan yang tumbuh di Gunungkidul terdapat para pengrajin yang mengalami beberapa masalah, baik dari sisi produksi hingga permodalan. Seperti pada pantauan KH terhadap salah satu pengerajin perak di Desa Pelemgede, Sodo.
Mujiman (32), seorang pengrajin perak asal Desa Pelemgede menuturkan, dirinya mendapat ketrampilan membuat kerajinan perak saat ia bekerja sebagai buruh pengerajin perak di Kota Gede. “Kebanyakan pengrajin perak di Desa Pelem Gede dulunya adalah buruh pengerajin perak di Jogjakarta. Pulang ke kampung halaman dengan membawa ilmu dari sana untuk membuat sendiri kerajinan perak tersebut,” katanya
Kepada KH, pria 32 tahun tersebut mengaku masih sangat kesulitan dalam hal pemasaran dan permodalan. Ayah dari satu orang anak itu mengungkapkan, pekerjaan yang ia kerjakan adalah pekerjaan pokok untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.
“Dari perak ini saya dapat menafkahi anak dan keluarga saya. Kendala yang saya hadapi masalah permodalan dan pemasaran, membuat usaha ini agak tersendat,” ungkapnya.
Ia mengaku usaha yang ia kembangkan selama kurang lebih 15 tahun ini masih sangat kesulitan untuk masalah pemasaran dan permodalan. “Untuk pemasaran masih tergantung dengan toko-toko pernak-pernik dari Kota Gede Yogyakarta, dan harga juga masih tergantung dari sana. Alangkah baiknya jika Pemkab Gunungkidul mampu membantu dalam hal pemasarannya,” ungkap Mujiman.
Sedangkan untuk masalah permodalan, Mujiman mengharapkan pemerintah juga memberikan bantuan merata bagi para pengerajin perak, karena kerjasama yang sudah ada dengan Perusahaan Gas Negara (PGN) dirasa masih kurang maksimal. “Adanya bantuan dana dengan bunga rendah sangat kami nantikan,” harapnya.(Atmaja/Tty)
Permodalan dan Pemasaran Kendala Pengrajin Perak Gunungkidul
