Permintaan Bibit Tinggi, Menteri LHK Himbau Perlu Ada Perluasan Lahan

oleh -4060 Dilihat
oleh
Menteri LHK Siti Nurbaya saat mengunjungi Persemaian Permanen Tahura Bunder, Gading, Playen. KH/ Edo
Menteri LHK Siti Nurbaya saat mengunjungi Persemaian Permanen Tahura Bunder, Gading, Playen. KH/ Edo
Menteri LHK Siti Nurbaya saat mengunjungi Persemaian Permanen Tahura Bunder, Gading, Playen. KH/ Edo

PLAYEN, (KH) — Area persemaian seluas 2,5 Ha yang berada di Persemaian Permanen Bunder, Kecamatan Playen, dinilai masih kurang untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap bibit tanaman.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Siti Nurbaya Bakar mengatakan, bahwa Pulau Jawa merupakan salah satu wilayah yang cukup aktif dalam mengembangkan hutan rakyat. Luasan areal dikatakan kurang mencukupi untuk memenuhi permintaan masyarakat. Setiap tahun, dengan luas areal tersebut hanya dapat memproduksi 1.500.000 hingga 1.750.000 batang saja.

“Untuk melayani pulau Jawa, masih kurang luas,” katanya saat mengunjungi Persemaian Permanen Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo, Tahura Bunder, Gading, Playen, Kamis (14/7/16) Siang.

Nurbaya mengatakan, bahwa perluasan areal sebaiknya dilakukan mengingat beberapa program telah dilaksanakan untuk mengajak masyarakat agar ikut menanam pohon sebagai upaya pemulihan lingkungan.

“Masyarakat kita ajak untuk tanam pohon, akan tetapi bibitnya yang disediakan tidak banyak, ya susah juga,” Jelasnya.

Pemerintah saat ini sedang berupaya mengembangkan sebanyak 51 unit hutan rakyat di seluruh Indonesia. Menurutnya, potensi pulau Jawa untuk mengembangkan perhutanan dan perkayuan cukup besar, termasuk industri kayu yang ada dapat berkembang baik.

Ia menambahkan jika sejumlah daerah di Indonesia melalui Bupati telah mengajukan permintaan jutaan batang bibit untuk dikembangkan di daerah masing-masing. Namun dengan jumlah produksi yang hanya sekitar 1.500.000 batang saja, dirasa akan sulit untuk memenuhi.

“Tiap Bupati minta 2.000.000 batang bibit, kalau produksinya tak sampai dua juta ya jadinya kurang, makanya saya meminta untuk diperluas lagi, minimal ya lima hektar lah, supaya bisa berkembang lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala balai pengelolaan daerah aliran sungai dan hutan lindung Serayu Opak Progo, Widiasmoro Sigit Joko Susilo mengatakan, bahwa permintaan masyarakat cukup banyak. Pada tahun ini pihaknya telah memproduksi sebanyak 1.750.000 batang tanaman dalam satu tahun.

“Sampai saat ini, permintaan sudah menacapai 1.100.000 batang, yang artinya minat masyarakat cukup tinggi,” Katanya.

Permasalahan yang masih dihadapi yakni jangkauan wilayah yang harus ia layani yakni hingga Jawa Tengah bagian Selatan. Hal tersebut membutuhkan armada yang mencukupi untuk mengangkut bibit tanaman.

“Perlu armada dan menteri siap mendukung untuk alokasinya,” kata dia lagi. (Edo)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar