WONOSARI, (KH)— Pergi dari rumah sejak Selasa, (12/1/2016) lalu, Sri Mugiyanti (31) warga Padukuhan Siraman 2, Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, membuat keluarga khawatir. Pasalnya, kepergiannya tanpa pamit terlebih dahulu, dan hingga saat ini keberadaannya tidak diketahui.
Kekhawatiran keluarga cukup beralasan, seperti diketahui akhir-akhir ini publik sedang ramai membicarakan Ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), Ormas yang ditengarai menjadi penyebab perginya anggota keluarga disejumlah tempat tersebut.
Kecemasan pihak keluarga tak hanya kepada Ibu tiga anak tersebut, tetapi juga kepada putri bungsu Sri yang masih duduk di bangku TK sekira umur 6,5 tahun yang dibawa pergi. Wastini, kakak Kandung tak merasa ada yang janggal sewaktu adiknya tersebut pergi.
“Sebelum pamit Dia menitipkan sepeda motor kepada saya, tapi nggak bilang mau kemana, jangan-jangan seperti di berita-berita itu” tuturnya. Heran Dia, Sri pergi membawa beberapa dokumen keluarga, seperti KK dan akte. Perihal perginya Sri pihak keluarga belum melaporkan kepada pihak berwajib.
“No HP sempat tidak bisa dihubungi, pagi ini bisa ditelepon suaminya, tetapi diajak komunikasi sepertinya susah, tidak berterus terang keberadaanya dimana,” ujar Wastini, Kamis, (14/1/2016).
Sri mengatakan, lanjut Wastini, kalau sekarang sudah bekerja dibawah (Jogja), saat ditanya bagaimana keadaannya, Sri mengaku kondisi Dia bersama anaknya baik-baik saja. Anehnya, ketika Suaminya memaksa untuk tahu alamat keberadaannya selalu saja ditolak.
Rio Suaminya dibuat bingung dengan kepergian Sri tersebut, sebelumnya Ia merasa tak ada yang aneh dengan istrinya belakangan ini, Sri termasuk jarang keluar, kesehariannya lebih sering berada di rumah seperti ibu rumah tangga lainnya.
“Lewat telepon sempat bilang ‘seminggu lagi’, nggak tahu maksudnya, mau pulang atau akan memberitahukan alamat,” ucap Rio penuh tanda tanya. Dia berharap apabila ada yang mengetahui keberadaan istrinya untuk memberitahukan kepada Dia atau keluarganya.
Pihak keluarga masih menunggu komunikasi demi komunikasi yang dilakukan Rio dengan Sri melalui ponsel, ketika tidak segera ada kejelasan, upaya lain akan ditempuh, apakah akan meminta bantuan tokoh warga atau sebagai pilihan terakhir melapor meminta bantuan kepada pihak berwajib. (Kandar)