WONOSARI, (KH),– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul hendak memulai pembangun kawasan perkantoran di Desa Siraman, Kecamatan Wonosari, Gunungkidul. Setidaknya ada belasan gedung dinas dan kantor UPT berikut utilitasnya akan dibangun menempati lahan seluas 10 hingga 11 hektar.
Kepala Bidang Fisik dan Prasarana Bappeda Kabupaten Gunungkidul, Bambang Riyanto, SE, MT., menjelaskan, saat ini, pembuatan masterplan secara komperehensif telah selesai, sehingga secara riil pembangunan akan dimulai tahun 2020 mendatang.
Di kawasan rencana pembangunan saat ini telah dimulai pengerjaan gedung Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Gedung tersebut memang direncanakan lebih awal sebelum perencanaan kawasan perkantoran muncul.
“Kawasan perkantoran akan dibangun mulai tahun 2020 ditarget selesai 2024,” kata Bambang. Disebutkan, beberapa gedung dinas dan kantor yang akan dibangun diantaranya, UPT Pemadam Kebakaran, Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, UPT Metrologi Disperindag, Dinas Kebudayaan, revitalisasi BLK, Mall pelayanan publik DPMPT, Dinas Komuikasi dan Informatika, Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Bappeda, serta Dinas Pertanahan dan Tata Ruang.
Anggaran yang disiapkan, ungkap Bambang, mencapai sekitar Rp. 300 milyar. Selain gedung perkantoran, beberapa utilitas penunjang lain yang disiapkan akan dibangun antara lain; gedung pertemuan, green belt, trotoar, PJU, Ruang Terbuka Hijau (RTH), masjid, food court, jalan lingkungan, drainase, sistem persampahan dan lain-lain.
Lebih jauh disampaikan, pembangunan kawasan perkantoran merupakan kebijakan dari pimpinan daerah. Tujuannya agar pelayanan masyarakat lebih mudah, efektif dan efisien. “Sekaligus sebagai sarana untuk pengembangan kawasan perkotaan,” jelas Bambang.
Menurutnya, sekup perkotaan Wonosari dinilai sempit. Dipilihnya kawasan Desa Siraman bertujuan agar sektor selatan kota Wonosari turut berkembang. Dengan pembangunan kawasan perkantoran secara otomatis bangkitan ekonomi semakin membaik. Pertumbuhan ekonomi akan terjadi, sebab diikuti munculnya pertokoan, warung kuliner, kos-kosan dan lain-lain.
Adapun jalan masuk akses utama kawasan perkantoran dibangun boulevard. Titik masuknya melalui jalan Kyai Legi menembus belakang kantor BLK. Jalan yang dibangun dua lajur dengan total lebar minimal 20 meter dilengkapi dengan pedestrian. Untuk penanda yang akan menjadi icon juga akan dibuat land mark serta bundaran yang memenuhi standar teknis.
“Kawasan ini nanti juga menjadi pusat kegiatan baru bagi masyarakat Wonosari, bisa jogging, kegiatan senam, dan lain-lain,” imbuh Bambang.
Sambung dia, dalam penyusunan masterplan pihaknya bekerjasama dengan Departemen Arsitekur Dan Perencanaan UGM. Dalam pembangunan, konsep green building dan hemat energi diterapkan.
Sementara itu, untuk menjaga keberlanjutan pembangunan, program ini telah dituangkan dalam Peraturan Bupati (Perbup). Sehingga siapapun pimpinan kepala daerahnya nanti program pembangunannya tetap akan mengacu pada Perbup yang ada kemudian melanjutkan sekaligus memastikan penganggarannya.
“Programnya menggunakan dana APBD, tetapi tidak menutup kemungkinan menggunakan sumber dana lain yang sah,” tukas Bambang. (Kandar)