
WONOSARI, (KH)— Menganggap bakat menulisnya sebuah kebetulan, pria ini memiliki tambahan peghasilan dengan menjadi penulis Ijazah. Sekolah mulai dari jenjang TK, SD, SMP bahkan terkadang setingkat SMA sering mengandalkan jasanya untuk menulis ijazah siswa yang lulus.
Pengakuannya, Suharto sudah memulai melayani jasa penulisan Ijazah sejak tahun 1986. Waktu itu, awal ceritanya, kakanya yang kebetulan mengajar di sebuah TK meminta dirinya untuk menuliskan Ijazah, karena tahu tulisan tangan dia sangat rapi bahkan memiliki unsur estetika. Dari situ mulailan bakatnya menulis diketahui banyak orang terutama kalangan guru TK dan SD.
“Sejak masih muda memang sudah bisa menulis demikian, ada yang bilang mengandung unsur seni, tidak ada latihan khusus atau mempelajari lebih dalam, dahulu cuma hobi membuat kaligrafi,” kenangnya, Kamis, (9/6/2016).
Awalnya, pertama kali menulis Ijazah ia merasa grogi, sangat teliti dan berhati-hati agar tidak terdapat kesalahan, mengingat Ijazah merupakan dokumen penting, bahkan ketika salah pengurusan penggantian tidak mudah.
“Kalau TK biasanya ada cadangan ijazah, pernah saat salah menulis ijazah SD mengurusnya sampai Yogyakarta, tetapi selama sekitar 23 tahun ini sangat jarang terdapat kekeliruan,” tutur Suharto.
Kepala Sekolah SD N 5 Karangmojo ini mengaku, sekarang menulis ijazah merupakan hal biasa, pengalaman berpuluh tahun membuatnya tak perlu ragu saat menulis puluhan bahkan ratusan ijazah dalam satu periode kelulusan. Jumlah terbanyak, sekitar lima tahun yang lalu ia menyelesaikan ijazah dari 40-an sekolah.
Memgenai biaya jasa penulisan, awalnya ia tak mematok harga, semenjak semakin banyak sekolah yang membutuhkan bantuannya, ia mulai memasang tarif. “pertama kali setiap lembar paling sekitar beberapa ratus rupiah saja, kalau saat ini antara Rp. 15 hingga 20 ribu tiap lembarnya,” imbuh warga Besari, Siraman, Wonosari ini.
Kelulusan tahun ini, jumlah sekolah yang membutuhkan bantuannya mulai menurun, ia menilai saat ini mulai banyak guru muda yang berani sendiri menulis ijazah siswanya. Ditanya mengenai teknik penulisan, ia bersedia sediklit berbagi.
“Awalnnya tulis dahulu bagian yang sama, seperti nama sekolah, tanggal dan lainnya secara keseluruhan, setelah itu baru kemudian penulisan nama siswa, ini perlu konsentrasi tinggi sehingga memang menguras tenaga, saat merasa lelah saya putuskan istirahat terlebih dahulu,” papar Suharto. (Kandar)