KARANGMOJO,(KH)— Ulang tahun ke-15 Sanggar Pengalasan ditandai dengan pentas 10 dalang cilik pada pertunjukan yang digelar di Balai Desa Wiladeg Sabtu lalu (29/11).
“Maaf, saya tidak mengundang. Peringatan cukup sederhana, ditandai dengan mementaskan 10 dalang cilik,” kata Slamet Haryadi, pimpinan Sanggar Pengalasan di Sewokoprojo pada saat Festival Karawitan, Minggu (30/11/2014).
Sepuluh dalang cilik yang pentas dibagi tiga kelompok, kelompok pertama Ade (siswa SMP 1 Playen), Hanan dari Ngunut Playen, keduanya mementaskan Perang Cakil dan Harjuno, Perang Gaga. Kelompok kedua Fahri Sodik, Eksan Kurniawan dengan lakon Prabu Bakah, sedang Kinar dan Abimanyu (kakak beradik) pentas dengan lakon Aji Norontoko. Sementara Gymna (Wonosari), Bayu (Ponjong), Bertran (Playen), dan Hendra (Wonosari) menampilkan lakon Werkudoro Kembar.
Pentas Ulang Tahun ke-15 Sanggar Pengalasan mendapat perhatian masyarakat dan orang tua dalang. Slamet mengakui, jumlah dalang cilik yang diasuh ada 43 anak, tetapi yang aktif hanya 14 anak.
Sanggar Pengalasan di Desa Wiladeg merupakan salah satu sanggar kesenian di Gunungkidul yang mengembangkan bakat dan minat seni pedalangan khususnya anak-anak. Sanggar ini juga dikelola secara swadaya dan bersifat nirlaba oleh Slamet Haryadi, salah seorang pegiat seni pedalangan di Gunungkidul.
Untuk mendukung pembiayaan kegiatan operasionalnya, sanggar seni ini salah satunya menerima dana iuran Rp 50 ribu/bulan dari para murid yang dibinanya untuk operasional pelatih. Untuk masuk menjadi anggota sanggar dikenakan uang pendaftaran Rp 25 ribu untuk kas kegiatan sanggar. (Sarwo/Bara).