
GUNUNGKIDUL, (KH),– Setelah berhasil dibuat di Kecamatan Panggang, prototipe sistem pengelolaan air menggunakan tenaga surya akan diterapkan di beberapa wilayah lain di Gunungkidul. Sebagaimana diketahui, prototipe yang dibuat merupakan hasil kerja sama antara Balai Besar Teknologi Konversi Energi, Badan Pengkajian Penerapan Teknologi dengan UPN Yogyakarta melalui program Pengembangan Teknologi Industri Kementerian Ristekdikti.
Hal tersebut digagas untuk mengatasi permasalahan pemenuhan air bersih di wilayah kering di Gunungkidul. Anggota Komisi VII DPR RI, Agus Sulistyono, mengungkapkan, permasalahan krisis air tiap musim kemarau di wilayah tertentu dapat diatasi dengan sistem produksi air bersih sebagaimana yang dilakukan di Kecamatan Panggang.
“Setelah dibangun di Kecamatan Panggang, sistem serupa rencananya akan dipasang di delapan tempat berbeda di Gunungkidul,” tuturnya beberapa waktu lalu di Gunungkidul.
Menurutnya, potensi keberhasilan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dengan tenaga surya didukung dengan banyaknya sungai bawah tanah di Gunungkidul. Ditegaskan, DPR RI terus mendorong Kemenristekdikti untuk melakukan program tersebut di Gunungkikdul.
“Pada Tahun ini juga akan dilaksankan kerja sama dengan Badan Geologi dalam penanganan kekekringan dibeberapa titik,” tuturnya. Disebutkan, sasaran program tersebut ada di Kecamatan Paliyan, Patuk, atau wilayah lain yang termasuk zona merah kekeringan.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Badingah, S.Sos berharap keberadaan sumber mata air bawah tanah di Gunungkidul dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kekeringan di wilayahnya.
Dalam kesempatan tersebut badingah berhadap ada kerja sama antara Badan Geologi, Kemenristekdikti, UPN Yogyakarta untuk pemngangkatan air demi kesejahteraan masyarakat. “Harapan kami dapat terjalin kerja sama antara Badan Geologi, Kemenristekdikti, dan UPN Yogyakarta untuk pengangkatan air demi kesejahteraan masyarakat,” harap Bupati. (Wibowo).