Pendapatan Kotor Panenan Gabah 17 Hektar Lahan di Dusun Candi Senilai Rp600 jutaan

oleh -2063 Dilihat
oleh
panen padi
Menimbang hasil ubinan panen padi di Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul. (dok. DPP)
ucapan Natal Golkar

NGAWEN, (KH),– Bertempat di Bulak Sawah Dusun Candi, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Gunungkidul pada Kamis (3/06/2021) dilangsungkan panen raya padi.

Padi yang dipanen jenis hibrida dengan varietas Mapan 05 dan Supadi 56. Ubinan panen menunjukkan hasil 7,26 kg Gabah Kering Panen (GKP) setara 11,6 ton GKP atau 9,4 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektarnya.

Ketua Gapoktan Mertani Kampung, Ngawen, Sukirno melaporkan, jika harga gabah Rp4.200,00 per kilogram maka dihasilkan pendapatan kotor sekitar Rp39.480.000,00 per hektarnya. Maka untuk 17 hektar menghasilkan pendapatan kotor Rp671.160.000,00.

“Kegiatan penanaman padi hibrida merupakan salah satu kegiatan pengembangan Pertanian Keluarga (PK) atau Family Farming,” kata Sukirno.

Pertanian Keluarga (PK) atau Family Farming adalah pengembangan usaha agribisnis pertanian skala keluarga. Pada tahun 2020 Gapoktan Mertani mendapat kegiatan Pertanian Keluarga berupa bantuan permodalan dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian sebesar Rp200.000.000,00. Permodalan tersebut diakses oleh para anggota untuk permodalan usaha agribisnis skala keluarga.

Usaha yang telah dilakukan oleh para anggota peminjam modal pertanian keluarga antara lain untuk usaha budidaya melon, pengembangan bebek petelur, pengembangan kambing, usaha pengembangan kacang tanah dan jagung hibrida.

“Pada tahun 2020 salah satu anggota peminjam modal untuk pengembangan melon dengan menanam 3.000 batang kemudian menghasilkan 9 ton melon. Dengan harga Rp8.000,00  per kilogram maka pendapatan kotornya mencapai Rp72.000.000,00,” terang dia.

Lanjutnya, setelah panen padi musim tanam kedua ini salah satu petani pelaku usaha pertanian keluarga akan kembali menanam melon.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul, Ir Bambang Wisnu Broto dalam sambutan menanggapi laporan Gapoktan Mertani dan menyampaikan apresiasi atas capaian hasil produksi padi pada musim tanam kedua di Kampung, Ngawen.

Pihaknya mengaku bersyukur pada bulan Mei 2021 masih ada hujan dengan rata-rata curah hujan 16,2 mm. Hujan tersebut dinilai sangat membantu petani hingga berhasil panen.

Dirinya juga berpesan kepada para petani untuk selalu melaksanakan budidaya tanaman yang baik agar bisa berproduksi optimal. Selain itu petani diminta untuk memegang filosofi Lumbung Mataraman di DI Yogyakarta, yang berbunyi “Makan apa yang ditanam dan menanam apa yang dimakan” demimenjaga Ketahanan Pangan di Gunungkidul.

“Selanjutnya kegiatan Pertanian Keluarga agar dijaga semakin lestari dan berkembang,” pesan Bambang. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar