WONOSARI, (KH) — Program pemerintah melalui Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul mulai berjalan. Target di Tahun 2015 Gunungkidul akan menjadi pusat pembibitan sapi putih jawa PO (Peranakan Ongole) yang akan ditindaklanjuti dengan beberapa kebijakan dan himbauan terutama kepada dua wilayah yang ditunjuk.
Ketentuan menyasar kelompok ternak yang dijadikan percontohan yang berada di Kecamatan Playen dan Wonosari, beberapa ketentuan di antaranya, jika ingin memberikan Inseminasi Buatan (IB), haruslah dari jenis PO. Bahkan anggota kelompok ternak jika ingin menambah kepemilikan sapi, dianjurkan membeli yang sejenis pula.
“Namun untuk sementara jika ada yang sudah memiliki sapi merah atau bukan PO jawa kita tidak serta merta menyuruhnya menjual, itu kan sapi warga. Semua perlu proses,” Papar Nurudin Araniri SPT ME Kasi Budidaya Ternak Ruminansia, Rabu, (18/2/2015).
Menurut keterangan Nurudin, sapi jenis PO memiliki beberapa keunggulan, di antaranya sapi tersebut sesuai agroklimat indonesia sehingga mudah beradaptasi, jumlah konsumsi pakan sedikit dan juga mudah beranak. “Di samping itu, memiliki jarak kelahiran yang pendek. Sapi mampu bertahan dengan pakan buruk serta lebih tahan penyakit,” Jelasnya.
Disamping itu, untuk merangsang minat kepemilikan sapi jenis tersebut, sapi induk PO yang dikawinkan dengan PO juga, Jika telah bunting dengan usia minimal 5 bulan, akan diberikan insentif sebesar RP 600 ribu, dengan catatan bersedia tidak menjual hingga nanti beranak dan anak sapi berumur dewasa.
Itu dilakukan, jelas Dia, untuk menggiring animo masyarakat agar mau memelihara sapi jenis ini. Jangka panjangnya, jika program berhasil, maka Gunungkidul siap melayani wilayah lain yang mencari sapi jenis PO.
“Tidak hanya sampai disitu, anak sapi PO akan diseleksi lagi, jika masuk kriteria, akan diberikan pula reward berupa uang,”. Di tambahkan, seleksi meliputi tinggi, berat dan ukuran lingkar dada. (Kandar/Tty)