Budidaya Lele Menjadi Usaha Sampingan yang Menjanjikan

oleh -
oleh
Budidaya lele
iklan dprd
Budidaya lele
Yestri warga Girisekar Panggang, pelaku budidaya lele. Foto: Atmaja

PANGGANG, (KH) — Untuk menambah penghasilan berbagai upaya dilakukan; salah satunya dengan membudidayakan ikan lele di sekitar pekarangan rumah. Usaha budidaya lele dapat dijadikan usaha sambilan, karena usaha tersebut tidak membutuhkan waktu banyak untuk pemeliharaan ikan lele.

Seperti Yestri (32) warga Girisekar, Panggang yang memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk budidaya ikan lele.
Terdapat 7 kolam ikan lele yang berada di sekitar rumahnya dengan ukuran masing-masing kolam yang bervariasi; mulai dari ukuran 3 meter x 5 meter hingga 4 meter x 6 meter.

Budidaya lele dipilihnya karena sifat ikan lele yang tahan terhadap segala cuaca dan pertumbuhannya lebih cepat dari ikan yang lain. Selain itu bibit ikan lele lebih mudah dicari dari pada bibit Nila maupun Gurameh.

“Pemasaran ikan lele juga tidak terlalu sulit, bahkan di Panggang sudah ada pengepul yang mengambil langsung lele yang sudah dipanen,” katanya, Kamis (19/02/2015).

iklan golkar idul fitri 2024

Untuk satu kolam berukuran 3 x 5 meter ia menebarkan 3000 – 3500 bibit ikan lele dan ukuran 4 x 6 meter diisi dengam 4000 – 4500 bibit. Ia menggunakan pakan pelet sampai ikan lele berumur dua minggu, selanjutnya dapat dicampur dengan pakan tambahan.

Agar pengeluaran dapat ditekan ia mensiasati dengan menggunakan pakan tambahan berupa ayam potong yang bisa mengurangi biaya pakan dengan prosentasi hampir 70%.

“Untuk 1 kolam menghabiskan pelet lembut 1 sampai 2 sak 50 kilogram seharga Rp 300 ribu per 50 kilogramnya. Kebetulan tetangga ada yang beternak ayam potong, jadi ketika ada ayam yang stres saya ambil untuk paka  lele,” jelasnya.

Kolam yang digunakan untuk budidaya lele merupakan kolam permanen. Ia mengaku lebih menguntungkan kolam permanen dari pada kolam plastik. Meski modal yang dikeluarkan untuk membuat kolam permanen lebih mahal, namun kolam permanen bisa digunakan untuk jangka panjang.

“Saya tidak menggunakan air pam, karena kadar kapurnya tinggi; berbahaya untuk bibit di bawah umur dua minggu. Justru seperti musim hujan saat ini, saya menampung air hujan, juga sering membeli tangki,” imbuhnya.

Panen kali ini Yestri mendapatkan 700 kilogram ikan lele dengan harga jual saat ini mencapai 12-15 ribu per kilogram. “Ucap syukur ketika usaha sampingan yang saya rintis dapat berkembang dan membantu perekonomian keluarga,” tandasnya. (Atmaja/Tty)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar