GUNUNGKIDUL, (KH),– Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul mendata, setidaknya ada sebanyak 180 sapi masuk kategori suspek Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Sementara hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah keluar terbukti ada 22 yang dinyatakan positif PMK.
Kepala DPKH Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan bahwa dinas mengalami kesulitan menekan laju penularan.
“Virus yang bisa menyebar lewat udara menyebabkan agak sulit ditekan perkembangannya,” kata dia, Jumat, (10/6/2022) melalui pesan WA.
Dia mengungkapkan, kerumunan sapi di pasar atau peternak yang datang ke pasar berpotensi menularkan PMK ke ternak yang berada di rumah.
Mengenai ketersediaan obat-obatan, saat ini disebut masih tersedia. Langkah terbaru selanjutnya yang sedang ditempuh yakni pengajuan anggaran guna pengadaan obat-obatan.
Pihaknya tak bersedia menyebut wilayah mana saja yang paling banyak ditemukan sapi dengan kondisi suspek PMK. Wibawanti tak ingin membuat harga sapi anjlok di wilayah tertentu.
Terpisah Kepala Bidang Kesehatan Hewan, DPKH Gunungkidul, Retno Widyastuti menambahkan, obat-obatan yang dipakai saat ini merupakan sisa penanganan antraks.
“Sembari menunggu vaksin, kita berupaya terus melakukan penanganan,” katanya. (Kandar)