Pasokan Gaplek Belum Ajeg Jadi Kendala Pabrik Mocaf Paliyan

oleh -
oleh
iklan dprd

PALIYAN, kabarhandayani,– Berdirinya pabrik mocaf dan tepung casava di Kecamatan Paliyan diharapkan mampu membantu masyarakat dalam menjual gapleknya. Namun pasokan gaplek dari petani yang belum ajeg ternyata menjadi kendala produksi pabrik tersebut.
Adalah Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Kecamatan Paliyan yang telah mendirikan pabrik mocaf dan tepung casava bernama CV Makmur Lestari pada tahun 2010. Pabrik tersebut berada di Desa Karangasem Paliyan. Namun pabrik tersebut baru mulai stabil beroperasi pada tahun 2011.
Gapoktan Paliyan sebenarnya berharap agar usaha yang mereka kembangkan melalui pendirian pabrik tersebut dapat juga memberi dampak positif kepada masyarakat petani. “Memang salah satu tujuannya adalah membantu masyarakat dalam penjualan gaplek. Harganya juga selisih 100-200 rupiah per kilogram di atas harga pasar,” kata Totok Subroto selaku pengelola pabrik, ketika ditemuai KH pada Minggu (14/09/2014).
Totok mengungkapkan dalam satu hari pabrik mocaf tersebut saat ini menghasilkan 8 kwintal hingga 1 ton. Ternyata ia mengungkapkan bahwa produksinya saat ini masih belum memenuhi target, karena harapannya sehari mampu memproduksi 1,2 ton.
“Karena pasokan gaplek dari masyarakat belum mencapai target dari yang diharapkan. Sedangkan kalau membeli dari pengepul akan lebih mahal,” ungkapnya.
Untuk harga, saat ini CV Makmur Lestari membeli gaplek dari masyarakat seharga Rp 1.800 rupiah per kilogram, atau selisih Rp 100 rupiah dari harga pasar. Pasokan gaplek sendiri sampai saat ini berasal dari wilayah sekitar pabrik tersebut.
Totok menjelaskan bahwa produksi mocaf dan tepung casava itu dijual ke luar kota, bahkan sampai ke luar pulau. “Saat ini kota yang menjadi konsumen kami adalah Semarang, Surabaya, bahkan Makasar. Sampai saat ini masih menjalin kerjasama dengan kami,” jelasnya.
Totok mengungkapkan, kendala yang dialami pabrik mocaf tersebut adalah jika sudah memasuki musim hujan pasokan gaplek lebih sulit didapatkan. Jika diperoleh sebenarnya kualitasnya lebih bagus. “Karena masyarakat selalu menyimpan rapi sisa gaplek musim kemarau. Biasanya gaplek ditumpuk di dalam rumah, sehingga tingkat kekeringannya pun sangat baik,” ungkap pria asal Desa Pampang tersebut.
Terakhir Totok berharap kepada seluruh masyarakat di sekitar Paliyan dapat bekerja sama dengan menjual gaplek mereka ke CV Makmur Lestari. “Kami terus memantau harga di pasaran. Harga yang kami berikan di atas dari harga pasar,” pungkasnya. (Atmaja/Jjw).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar