PALIYAN, (KH) — Sejak hujan beberapa kali mengguyur, kini sebagian besar petani kawasan selatan Kabupaten Gunungkidul serempak menyelesaikan penanaman berbagai benih di ladang tadah hujan secara tumpang sari. Rata-rata terdiri dari benih padi, jagung, dan ketela.
Ditemui saat menyelesaikan penanaman batang ketela, Tubani warga Banjaran, Karangasem, Paliyan, menuturkan, bahwa stek batang ketela yang ditanam merupakan tanaman terakhir di awal musim penghujan ini. Dirinya berharap ke depan hujan turun stabil sehingga tanaman tumbuh dengan baik.
“Mudah-mudahan hujan tidak terputus, kalau terjadi yang dikhawatirkan jagungnya”, harapnya. Ia menambahkan, jika curah hujan tidak stabil atau terhenti lebih dari dua minggu, benih tanaman jagung terancam gagal tumbuh.
Selain itu, alasannya benih jagung yang Ia tanam Ia peroleh dengan membeli, sedangkan padi dan ketela sengaja dipersiapkan sejak musim panen sebelumnya. Jika harus mengulangi menanam benih jagung, maka harus membeli lagi.
“Tidak hanya sekedar rugi materi, seandainya pertumbuhan jagung terganggu, ada yang tumbuh ada yang tidak, sekalipun ditanami lagi hasilnya tak sebagus penanaman pertama”, paparnya. Menurut pengalamannya, jika jagung pertumbuhannya tidak serempak karena sebagian ditanam ulang, maka biji jagung pada tongkolnya jarang, Ia menyebutnya bogang.
Harapan yang sama disampaikan Tumiran, dirinya juga telah menyelesaikan penanaman di ladangnya. Awal hujan merupakan saat yang tepat, karena jika ditanam pada saat curah hujan tinggi, kondisi tanah terlalu basah dan hal tersebut juga kurang baik.
“Saat ini tanah masih hangat, menurut kami waktu yang pas untuk menanam,” Katanya menambahkan, Senin, (10/11/2014). (Kandar/Tty)