“Ubi kayu Ketan Bima Sena berbatang besar warna kulit kehijauan, cita rasa ubi seperti ketan, tergolong ubi kayu yang bercita rasa enak dikonsumsi,” kata Bambang belum lama ini saat meninjau persiapan kelompok tani Ngudi Raharjo Dusun Plosokerep, Kalurahan Bunder Kecamatan Patuk Gunungkidul menyiapkan pengembangan ubi kayu Ketan Bima Sena.
Pihaknya mendukung pengembangan dan pelestarian ubi kayu varietas Ketan Bima Sena di Patuk, sebab varietas ini telah menjadi kekayaan plasma nutfah Gunungkidul yang diharapkan bisa memberi dampak eknomi pada para petaninya.
Dirinya juga sangat mendukung kreativitas petani yang menjadi pionir bagi kemajuan pada pertanian Gunungkidul. “terus berkarya dan bermitra dengan para penyuluh pertanian di BPP Patuk untuk bersama sama memajukan pertanian Gunungkidul,” harap Bambang.
Mengenai komoditas ubi kayu di Gunungkidul, bulan Agustus ini akan memasuki panen raya. Luas panen ubi kayu se Gunungkidul diperkirakan mencapai 45.816 Ha. Pada bulan Juli tlalu elah dipanen seluas 3.427 Ha kemudian sisanya akan dipanen di Bulan Agustus.
Petani pembudidaya ubi kayu Ketan Bima Sena, Tumiran (46) mengatakan, umumnya petani di kawasan Patuk memilih ubi kayu jenis Ketan Bima Sena.
Anggota kelompok tani Ngudi Raharjo ini sebelumnya telah menanam sebanyak 1000 batang. Rata-rata hasil panen per batang mencapai 6 sampai 7 kilogram. Meski demikian dirinya menjual secara borongan atau ditebas oleh pedagang senilai Rp 6.500.000,- untuk keseluruhan panen dari 1000 batang tanaman.
Jika dijual secara eceran, satu kilogram ubi kayu Ketan Bima Sena laku seharga Rp 4.000,- sampai Rp 5.000,-. Adapun peminat yang membelinya berasal dari luar Patuk atau luar Gunungkidul.
“Rasa ubi kayu Ketan Bima Sena enak,” kata Tumiran.