Meski Tuai Kritik, Sunaryanta Bersikukuh Ganti Patung Pengendang dengan Tugu Tobong Gamping

oleh -7670 Dilihat
oleh
Patung
Patung pengendang di Bundaran Siyono yang akan diganti tugu Tobong Gamping. (KH/Kandar)

GUNUNGKIDUL, (KH),— Bupati Gunungkidul, Sunaryanta menegaskan akan merealisasikan pendirian icon tugu Tobong Gamping di Bundaran Siyono, Playen, Gunungkidul. Icon tersebut akan menggantikan patung Pengendang yang telah dibangun sebelumnya. Dia tidak mempersoalkan meski banyak pandangan masyarakat yang menilai pendirian icon tersebut  perlu pertimbangan lagi.

“Polemik itu biasa. Saya suka dan itu bagian dari kritik masyarakat. Nanti kalau sudah berdiri, semua akan menikmati,” tandas dia saat ditemui di Balai Kalurahan Mulusan, Rabu, (13/4/2022).

Dia menyebut, icon Tobong Gamping layak berdiri karena merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat tempo dulu, sekaligus merepresentasikan kerja keras warga memanfaatkan potensi daerah.

“Dulu banyak yang bekerja dan mengusahakan Tobong Gamping. Kami ingin mengabadikannya, itu saja, tidak ada yang lain,” timpal Sunaryanta.

Sunaryanta juga tak berminat memilih tempat lain selain di Bundaran Siyono. Menurutnya tempat itu paling tepat untuk menampilkan icon Gunungkidul. Sebab, titik itu merupakan salah satu ruas utama pintu masuk Gunungkidul.

Sebagaimana diketahui, rencana Pemkab melakukan penataan kota diantaranya mengganti patung pengendang dengan icon tugu Tobong Gamping menimbulkan berbagai komentar bernada kritik. Banyak warga melalui media sosial menyampaikan komentarnya.

Salah satu tanggapan disampaikan oleh aktivis dari LSM Jerami Gunungkidul, Rino Caroko. Dia berkomentar proyek yang khusus untuk membangun tugu Tobong Gamping hanya akan menghamburkan uang.

“Tobong Gamping memang pernah menjadi usaha perekonomian yang dijalankan oleh masyarakat Gunungkidul utamanya sektor pertambangan. Tapi itu dilakukan secara tradisional. Adapun sekarang, Tobong Gamping mulai tidak ada,” terang Rino.

Diakui, Gunungkidul memang terkenal dengan potensi tambang batu putih atau batu kapur.

“Namun jangan kemudian Pemkab merespon itu dengan membangun ikon bangunan Tobong Gamping. Ditinjau dari segi kemanfaatan jelas tidak ada. Mestinya cukup dengan memberikan dukungan kepada pengusaha Tobong Gamping melalui cara mempermudah perijinan dan membantu pemasaran,” kata Rino.

Demikian halnya dengan tokoh seni rupa Gunungkidul, Andi Kartojiwo. Dia menilai, bahwa pembangunan ikon merupakan sebuah karya monumental publik. Tentunya, visual yang nanti disampaikan dapat menggiring opini publik secara umum.

“Bisa jadi opini publik akan terbentuk dan tergiring bahwa pendirian icon dianggap mendukung ekploitasi tambang batu di Gunungkidul,” ujar Andi.

Salah satu warga Siyono, Stefanus Sujoko menyayangkan jika patung Pengendang nanti diganti. Sebab, patung tersebut sudah sesuai dengan spirit dan mewakili seni budaya Gunungkidul.

“Patung ini juga menjadi bentuk apresiasi kepada maestro Campursari, Manthous yang karyanya digemari masyarakat Gunungkidul,” ujar Stefanus. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar