Mbah Mangun, Warga Ketangi Meninggal “Kedinginan”

oleh -3636 Dilihat
oleh

ilustrasi-_120616165021-856PLAYEN, (KH) — Musim kemarau mulai terasa dingin pada malam hari, rupanya dingin dirasakan oleh mBah Mangunsutarno (87), warga dusun Ketangi RT I/RW II,  Banyusoca Playen. Sabtu dini hari merasa kedinginan pada kedua kakinya, Mbah Mangun minta dihangatkan dengan api, oleh anaknya Sumi sekitar jam 03.30 diambilkan seikat daun kelapa kering (blarak) kemudian disulut api dan digunakan untuk menghangatkan kaki orang tuanya.

Setelah diberikan penghangat mbah Mangun dapat tidur, Sumi, anaknya ke dapur menanak nasi, sekitar jam 04.00 menghampiri ayahnya. Mbah Mangun yang dikira tidur, ternyata telah meninggal dengan tenang, Jeritan tangis Sumi membuat tetangga kaget, dan berdatangan untuk menyampaikan rasa duka.

Menurut Kades Banyusoca Sutiyono, Mbah Mangun punya 2 anak putri semua, dan masih menjadi satu rumah. Mbah Mangun semasa hidupnya rajin menggarap tanah pertaniannya, hubungan kemasyarakatannya sangat baik, sehingga masyarakat merasa kehilangan.

Sutiyono dalam pemakaman menanyakan kepada pelayat.”Mbah Mangun orangnya baik.?” Dijawab oleh pelayat “Baik”. Jenazah kemudian diantar ke pemakanan dusun setempat, dan mendapat perhatian dari warga sekitarnya . (Sarwo).

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar