Komunitas TIK IPI Dikukuhkan, Siap Kawal Optimalisasi Perpustakaan

oleh -
oleh
Anggota komunitas TIK IPI berfoto bersama PD IPI Gunungkidul, Ali Ridlo. KH/ Kandar
iklan dprd
Anggota komunitas TIK IPI berfoto bersama PD IPI Gunungkidul, Ali Ridlo. KH/ Kandar
Anggota komunitas TIK IPI berfoto bersama Pembina PD IPI Gunungkidul, Ali Ridlo. KH/ Kandar

WONOSARI, (KH)— Komunitas Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Gunungkidul berhasil dibentuk, Rabu, (4/5/2016) di aula pertemuan Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah (KPAD).

Hal ini dilakukan guna pengingkatan dan optimalisasi manfaat perpustakaan, mendukung kegiatan pengelolaan dan pelayanan perpustakaan berbasis TIK. Komunitas yang beranggotakan pustakawan dari sekolah dan desa tersebut dikukuhkan dengan disaksikan oleh Pembina Pengurus Daerah (PD) IPI Gunungkidul, Ali Ridlo.

Dalam sambutan, Ali mengapresiasi inovasi yang telah dilakukan IPI Gunungkidul, dengan adanya komunitas ini diharapkan menjadi semangat awal untk mendukung pemerintah dalam membina ribuan perpustakaan yang ada di Gunungkidul.

“Setelah adanya workshop pengelolaan perpustakaan dengan sistem otomasi menggunakan sebuah aplikasi, kedepan untuk dilanjutkan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas serta kompetensi pustakawan melalui bimtek dan sejenisnya,” himbau dia.

iklan golkar idul fitri 2024

Salah satu arahnya, lanjut Ali, perpustakaan dapat berlabel nasional atau masuk Standar Nasional Perpustakaan (SNP), dari sekitar 1.276 perpustakaan yang ada, bupati memberikan target 11 persen masuk standar untuk tiap tahunnya.

Sementara itu, Ketua PD IPI Gunungkidul, Agung Wibawa menambahkan, terbentuknya komunitas diawali dari masukan ratusan peserta Bimtek pengelolaan perpus dengan sebuah aplikasi benama SLiMS yang dilakukan sejak beberapa waktu lalu.

“Semua perpustakaan baik sekolah, desa, tempat ibadah dan perpustakaan lainnya agar memiliki jejaring. Semua perpustakaan berhak maju bersama KPAD Gunungkidul,” ujarnya.

Agung menyebutkan, komunitas ini diharapkan dapat menjadi motor dan mendorong pemahaman bahwa banyak hal dapat dilakukan di perpustakaan. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar