Ki Surameja, Leluhur Desa Karangmojo yang Menentang Kekuasaan Mataram Kartasura

oleh -35026 Dilihat
oleh
Situs pemandian kuno di Pongangan, salah satu tempat ketika masa hidup Ki Suromejo. KH/ Kandar

KARANGMOJO, (KH)— Sebelum berdirinya Gunungkidul, sebagaimana  umumnya diketahui didahului dengan adanya permukiman desa bernama Pongangan yang dipimpin oleh tokoh Ki Surameja. Ia disebut merupakan keturunan R. Dewa Katong.

Saat itu, wilayah Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian Kerajaan Majapahit. Desa yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara Raja Brawijaya tersebut bernama Pongangan, letaknya berada sebelah utara Kantor Balai Desa Karangmojo saat ini.

Setelah R Dewa Katong pindah ke desa Katongan, 10 km di sebelah utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Surameja membangun Desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin ramai. Beberapa waktu kemudian, perkembangan penduduk di daerah Pongangan itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartasura. Kemudian raja Mataram tersebut mengutus senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut.

Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasehati dan meminta R. Surameja agar meminta ijin atau bergabung ke raja Mataram Kartasura. Hal ini karena daerah tersebut dianggap masuk dalam wilayah kekuasaan kerajaan Mataram.

Dalam versi ini diceritakan, karena R. Surameja tidak mau, akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan R.Surameja tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Surameja akhirnya menyerahkan diri, kemudian oleh Pangeran Sambernyawa diangkat menjadi Bupati Gunungkidul yang pertama.

Versi yang berbeda diungkapkan Sukiman Siswa Suganda, sesepuh sekaligus mantan dalang, warga Padukuhan Sanggrahan Desa Umbulrejo Kecamatan Ponjong. Menurut Sukiman, sebelum Desa Karangmojo, lebih dahulu yang dihuni dan dijadikan pemukiman adalah Desa Pongangan (Balai Desa Karangmojo saat ini ke arah utara). Diceritakan, trah Majapahit memang dianggap menjadi cikal bakal warga desa ini.

Sukiman yang pernah menjadi anggota panitia pelacak hari jadi Gunungkidul pada tahun 1985 ini menuturkan, bahwa keturunan Jaran Panoleh yang bubar ke Gunungkidul memiliki keturunan Raden Kenduruan yang kemudian memiliki keturunan Ki Surameja. Memang tokoh-tokoh yang disebut apabila ditelisik berdasar sumber-sumber lain juga menjadi tokoh di wilayah lain di luar Gunungkidul.

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar