WONOSARI, (KH),— Sebagai Perangkat Daerah yang membidangi penelitian, pengembangan, dan pengabdian kepada masyarakat, Bappeda Gunungkidul memiliki komitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi bekerjasama dengan Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perlu dilakukan upaya alih teknologi melalui kegiatan sosialisasi dan diseminasi hasil-hasil kelitbangan.
Untuk menjawab tantangan tersebut, baru-baru ini Kepala Bappeda Gunungkidul, Sri Suhartanta, SIP.,M.Si meluncurkan inovasi “Tiwul Gunungkidul” (Talking, Inspiring With University, Live From Gunungkidul). Tiwul Gunungkidul yaitu ajang dialog interaktif antara Pemerintah Daerah dengan Perguruan Tinggi/Lembaga Penelitian, Lembaga Swasta, Pengusaha, dan Media Massa dalam rangka mensinergikan hasil-hasil kelitbangan agar bisa membawa manfaat untuk masyarakat luas.
Edisi perdana digelar pada tanggal 6 April 2021 lalu. Untuk pertama kali dilakukan Talkshow dengan tema “Dari Kampus Untuk Gunungkidul Berdaya” dengan narasumber Kepala Bappeda Gunungkidul, Ketua LPPM Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan Manager Umum BMT Dana Insani Gunungkidul.
Pada agenda yang digelar di Warung Simbok Bandung Playen, Kepala Bappeda menuturkan, bahwa “Tiwul Gunungkidul” akan mendorong sinergitas yang sangat dibutuhkan agar pemulihan dan percepatan ekonomi dapat dioptimalkan.
“Kondisinya berbeda kalau dilakukan sendiri-sendiri, maka hasilnya tidak akan optimal,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Ketua Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat (LPPM), Universitas Ahmad Dahlan, Anton Yudhana.
Menurut dia, UAD berkomitmen membantu upaya pemulihan dan peningkatan ekonomi untuk pembangunan di Gunungkidul. Ia mengungkapkan, program kampus tidak hanya dilakukan melalui pendidikan formal di bangku perkuliahan. Namun demikian, program juga dilakukan melalui bidang penelitian dan pemberdayaan masyarakat.
“Kami ada program petani milenial hingga pemberdayaan kelompok difabel. Selain itu, kami juga punya program digitalisasi UMKM untuk masyarakat,” kata Anton.
Manajer Umum BMT Dana Insani, Kurniawan Fahmi mengatakan, pihaknya berkomitmen mendukung konsep pentahelix yang dikembangkan Bappeda Gunungkidul untuk pemulihan dan peningkatan ekonomi di tengah pandemi.
Menurut dia, ada beberapa program yang dijalankan agar perekonomian dapat tumbuh dengan baik. Fahmi menjelaskan, BMT Dana Insani tidak hanya menyiapkan permodalan untuk mendukung pengembangan sektor usaha.
Terang dia, BMT Dana Insani akan melakukan pendampingan agar pertumbuhan usaha dapat berjalan dengan baik.
“Bisnis tidak hanya berkaitan dengan modal, tapi juga butuh pendampingan dalam menjalankan usaha dan kami berkomitmen menjalankan program ini,” katanya. (RG/ Red)