Bappeda Gunungkidul Diseminasikan Penelitian Bertema Pemulihan Pariwisata dan Pengembangannya

oleh -488 Dilihat
oleh
wisata
Seminar hasil penelitian yang diselenggarakan BAPPEDA Gunungkidul, Jumat (2/12/2021). (KH)

GUNUNGKIDUL, (KH),– Badan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Gunungkidul terus berkomitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Upaya tersebut diantaranya ditempuh melalui kerjasama penelitian dengan Lembaga Penelitian dan Perguruan Tinggi. Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, setiap orang mempunyai hak untuk memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perlu dilakukan upaya sosialisasi dan diseminasi hasil-hasil kelitbangan serta alih teknologi.

Dalam dua hari, Kamis, (2/12) dan Jumat (3/12) BAPPEDA menggelar seminar hasil penelitian hasil kerjasama dengan Universitas Gunung Kidul (UGK) dan Universitas Tidar. Setidaknya ada 6 judul penelitian yang diantaranya mengangkat tema “Pengembangan Desa Wisata dan UMKM Berbasis Pemberdayaan untuk Pemulihan Ekonomi Daerah”.

Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan dan Pengendalian, Hadi Hendro Prayoga, S.IP menyampaikan, latar belakang kerja sama penelitian tersebut guna mengembangkan jejaring antar peneliti, baik yang ada di Gunungkidul seperti BPTBA BRIN, Universitas Gunung Kidul, maupun institusi pendidikan dari luar Gunungkidul diantaranya Universitas Tidar Magelang serta sejumlah Perguruan Tinggi di Yogyakarta lainnya. Sejalan dengan program pemerintah, kegiatan penelitian dan sosialisasi hasilnya merupakan upaya pemanfaatan hasil penelitian agar diimplementasikan masyarakat dengan dukungan stake holder terkait.

“Tindaklanjutnya tentu diupayakan pendampingan berkelanjutan dalam penerapan hasil penelitian di lapangan atau kalurahan sebgaai objek penelitian agar potensi wilayah bisa dikembangkan secara optimal dan berkelanjutan. Selanjutnya, akan terus didorong dan difasilitasi berbagai penelitian yang dirasa akan memberi manfaat bagi masyarakat,” terang Hendro Kamis, (2/12/2021).

Paparan pertama penelitian berjudul “Analisa Pengelolaan Pariwisata dan Dampaknya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gunungkidul” disampaikan oleh peneliti dari UGK, Catarina Wahyu Dyah Purbaningrum, S.E., M.Pd., dan  Afriyanti, S.Pd., M.Pd. Penelitian tersebut diantaranya dilatarbelakangi dari kajian yang dilakukan oleh World Trade and Tourism Council (WTCC) tahun 2004, bahwa sektor pariwisata dapat meningkatkan pendapatan daerah, karena sifatnya sebagai Quick Yielding Industry (cepat menghasilkan).

Peneliti berusaha mengungkap sejauhmana pengaruh pengelolaan dan aspek pendukung  terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian bertujuan guna memberikan gambaran factual pengelolaan pariwisata sekaligus menjadi pertimbangan program kebijakan dalam rangka pengembangan ke depan.

Dyah Purbaningrum memaparkan, berdasar kajian, pengelolaan pariwisata di Gunungkidul secara dominan telah melibatkan proses pemberdayaan masyarakat, tercermin dalam pengelolaan desa wisata. Kunjungan wisatawan dan jumlah rumah makan disayangkan secara parsial belum berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul. Ini dipengaruhi data time-series yang digunakan, atau jangka waktunya cukup pendek. Akan tetapi kunjungan wisatawan, jumlah rumah makan, dan jumlah objek wisata secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul.

“Kalau jumlah objek wisata secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Gunungkidul,” ungkap Dyah.

bappeda gunungkidul
Kabid Penelitian, Pengembangan dan Pengendalian BAPPEDA Gunungkidul, Hadi Hendro Prayoga, S.IP. bersama Kasubid Penelitian dan Pengembangan, Jalma Winarta Mulya, S.SP. membuka acara. (KH)

Pihaknya menyarankan, agar Desa Wisata sebagai salah satu komponen pariwisata, perlu diberikan pendampingan lebih masiv mengingat sebagaian besar masih berada pada kategori rintisan dan berkembang, hanya sebagian kecil yang dikategorikan sudah maju.

Kemudian, lanjutnya, agar jumlah kunjungan wisatawan berpengaruh terhadap peningkatan perekonomian, perlu dibuat strategi agar para wisatawan lama tinggal di Gunungkidul. Alasannya, semakin lama wisatawan tinggal maka akan semakin berpeluang banyak uang yang dibelanjakan di Gunungkidul.

“Pengembangan pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat perlu dilakukan karena memberikan dampak positif pada berbagai aspek seperti aspek ekonomi, sosial dan lingkungan serta terwujudnya pengembangan pariwisata berkelanjutan. Sementara bertambahnya objek wisata yang cukup berpengaruh pada perbaikan taraf perekonomian sekaligus naiknya pendapatan daerah, serta penyerapan tenaga kerja semakin tinggi, maka diperlukan pengelolaan destinasi wisata yang mengedepankan inovasi, agar tidak hanya jumlahnya yang banyak, tetapi juga beragam,” paparnya.

Sementara itu, peneliti lain, Sumarni S. Sos.I. MPA dan rekan-rekan menilai, implementasi kolaborasi unsur Pentahelik pariwisata didalam mengembangkan desa wisata khususnya di lokasi penelitian, Desa Wisata Nglanggeran sudah berjalan dengan baik. Pentahelik yang terdiri dari Akademisi, Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media memiliki peran yang kuat dalam membesarkan Desa Wisata Nglanggeran.

“Pasca kehadiran Covid-19 sektor pariwisata sangat membutuhkan dorongan dari semua pihak, sehingga pelibatan unsur Pentahelik dapat menjadi sarana guna pemulihan geliat pariwisata dengan lebih cepat,” demikian Sumarni menyarankan.

Agenda tersebut dihadiri Organisasi Pemerintah daerah (OPD) terkait, seperti Dinas Pariwisata, DPP, Disperindag, Pokdarwis, dan  mahasiswa serta UMKM.

Kepala Bidang Industri dan Kelembagaan, Dinas Pariwisata Gunungkidul, Eli Martono, S.IP, M.PP, M.Eng., menyambut baik diseminasi hasil penelitian yang digelar BAPPEDA Gunungkidul dengan tema pengembangan pariwisata. Pihaknya berharap, kajian tersebut dapat ditindaklanjuti dengan implementasi program lintas instansi yang akan mendongkrak kualitas penyelenggaraan sektor wisata guna peningkatan kesejahteraan masyarakat. (Kandar)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar