
GIRISUBO, (KH) — Kemarau yang berlangsung dalam beberapa bulan terakhir, menyebabkan penyusutan air yang ada dalam tampungan bak air milik warga. Akibatnya, guna memenuhi kebutuhan air untuk memasak, mencuci dan mandi, warga rela berjalan puluhan kilometer untuk mendapatkan air yang berada di beberapa sumber mata air.
Salah satu sumber mata air yang membantu warga, adalah sumber mata air Puring yang terdapat di Padukuhan Ngelaban, Desa Jepitu, Kecamatan Girisubo. Warga mengungkapkan, mata air tersebut tidak hanya digunakan saat musim kemarau, pada musim hujan pun warga tetap menggunakan air sumber Puring untuk menghemat cadangan air di dalam bak.
“Cadangan air dalam bak penampungan sudah habis, jadi memanfaatkan sumber mata air Puring. Sumber mata air Puring sangat membantu warga, terlebih saat musim kemarau seperti saat ini dimanfaatkan benar oleh warga,” ucap Saliyem yang ditemui saat sedang mencuci. Jumat (21/08/2015).
Sabagian warga lebih memilih mandi dan mencuci di mata air Puring. “Setelah selesai mandi dan mencuci, kemudian membawa air untuk di minum dengan menggunakan jerigen,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, Pujo, warga Jepitu, mengatakan, sudah menjadi hal biasa saat musim kemarau mengambil air dari mata air Puring. Ia menambahkan, jarak menuju mata air Puring yang jauh tidak menjadi masalah, karena menggunakan air sumber Puring lebih hemat dibandingkan membeli air tangki.
“Untuk air minum dan masak, warga mengambil air di mata air Puring. Dengan memikul menggunakan jerigen, warga membawa air menuju ke rumah,” ujar Pujo.
Lebih lanjut Pujo menjelaskan, saat jaman simbah-simbah dahulu sumber mata air Puring selalu ramai saat pagi dan sore hari untuk mandi dan mencuci. Anak-anak sekolah pun rela datang di waktu subuh untuk mandi, sebelum adanya aliran PDAM.
“Sekarang, ya hanya sebagian kecil yang masih mandi dan mencuci di sumber Puring,” tandas Pujo. (