Guna mengingat peristiwa tersebut, Sri Tanjungsari berpesan kepada Ki Honggojoyo yang akan menetap di dhusun Karangkuwang, agar tempat yang akan menjadi tempat tinggal Ki Honggojoyo dan sanak saudaranya diberi nama “Ngeleri” atau “Ngleri”.
Nama itu sekaligus sebagai pengingat, bahwa laku prihatin dan perjalanan hidup para perintis dhusun dan sikap manekung kepada Gusti Pangeran Bawana Langgeng akan mendatangkan berkah bagi para anak-cucu yang bermukim di tempat tersebut.
Desa Ngleri dalam Konteks Masa Kini
Desa Ngleri pada saat ini merupakan salah satu desa yang berpemerintahan otonom dipimpin oleh Kepala Desa. Desa Ngleri seluas 986,42 ha atau 9,86 km2. Batas wilayah Desa Ngleri adalah sebagai berikut: Utara: Sungai Oya, Desa Beji dan Desa Pengkok Kecamatan Patuk, Timur: Desa Banaran, Selatan: Desa Getas, Barat: Sungai Oya dan Desa Muladan Kecamatan Dlingo Bantul.
Kondisi geografi dan topografi Desa Ngleri bervariasi, Ada tanah datar subur setengah persawahan, tanah tegalan dan pekarangan permukiman penduduk, dan tanah lereng-lereng perbukitan. Ketersediaan air tanah di Desa Ngleri terhitung termasuk mudah. Kedalaman sumur gali milik warga yang terdalam dalam kisaran 25-30 meter, sementara kedalaman sumur untuk kondisi permukiman yang mudah air dalam kisaran 10 meter.
Kepemilikan tanah di Desa Ngleri dapat dibedakan menjadi: 1) tanah yang dikuasai oleh pemerintah desa (tanah kas dhusun, tanah palenggah pamong, dan tanah pengarem-arem), 2) tanah yang dikuasai oleh pemerintah yaitu tanah kehutanan dan lain-lainnya, 3) tanah hak milik perorangan, 4) tanah kagungan Dalem Karaton Ngayogyakarta (Sultan Grond).
Secara kewilayahan, Desa Ngleri terbagi ke dalam 8 wilayah Padhukuhan, yaitu: Ngluweng Puntuk Kulon, Puntuk Wetan, Ngleri Kulon, Ngleri Lor, Ngleri Wetan, Wonolagi, dan Jelok.