SAPTOSARI, kabarhandayani.— Idealnya kapal nelayan untuk mencari ikan di laut. Terdengar aneh, Jika ada kapal nelayan yang berjalan di daratan, bahkan tanpa mesin. Namun kejadian tersebut sungguh-sungguh terjadi di Padukuhan Gebang, Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari.
Pada pelaksanaan kirab budaya dalam rangka tradisi rasulan, seluruh RT yang ada di Padukuhan Gebang menampilkan kreasinya masing-masing untuk diarak keliling kampung. Peserta yang berasal dari RT 02 membuat karya yang mampu mencuri perhatian ratusan pasang mata penonton.
Tak hanya warga setempat, wisatawan yang kebetulan melintas hendak ke Pantai Ngrenehan menyempatkan berhenti sejenak untuk melihat. Sebagian dari mereka dengan cekatan mengambil gambarnya menggunakan ponsel.
Disampaikan Bambang selaku Tokoh pemuda dari Padukuhan Gebang bahwa pembuatan replika kapal nelayan tersebut menyesuaikan salah satu potensi ekonomi dari Padukuhan setempat, “banyak warga dari sini memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sehingga kami membuat tiruan kapal nelayan,” ujarnya Rabu, 6/8/2014.
Rangka replika kapal nelayan tersebut menggunakan kayu dan bambu. Dinding kapal memanfaatkan bahan triplek, lalu diberi tambahan warna dengan mengecatnya sehingga terlihat menarik. Besaran replika hampir menyamai ukuran kapal sesungguhnya. Untuk mempermudah jalannya kapal, pada bagian bawah diberi empat buah roda ala kadarnya.
Peserta yang terbagi ke dalam empat RT cukup antusias mengikuti kirab budaya tersebut. Bambang melanjutkan, kisaran swadaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1 juta untuk tiap RT. “untuk pembuatan replika, gunungan hasil bumi dan laut, sewa seragam rombongan tani, rias wajah dan lainnya mencapai Rp 1 jutaan,” tambahnya.Setelah seluruh peserta menempuh rute kirab, kemudian menuju halaman Balai Padukuhan Gebang sebagai titik akhir. Prosesi kirab sempat membuat macet jalur menuju pantai, namun dapat segera diatasi oleh panitia dibantu Linmas serta pihak kepolisian yang bertugas. (kandar/Tty)
Pada pelaksanaan kirab budaya dalam rangka tradisi rasulan, seluruh RT yang ada di Padukuhan Gebang menampilkan kreasinya masing-masing untuk diarak keliling kampung. Peserta yang berasal dari RT 02 membuat karya yang mampu mencuri perhatian ratusan pasang mata penonton.
Tak hanya warga setempat, wisatawan yang kebetulan melintas hendak ke Pantai Ngrenehan menyempatkan berhenti sejenak untuk melihat. Sebagian dari mereka dengan cekatan mengambil gambarnya menggunakan ponsel.
Disampaikan Bambang selaku Tokoh pemuda dari Padukuhan Gebang bahwa pembuatan replika kapal nelayan tersebut menyesuaikan salah satu potensi ekonomi dari Padukuhan setempat, “banyak warga dari sini memiliki mata pencaharian sebagai nelayan, sehingga kami membuat tiruan kapal nelayan,” ujarnya Rabu, 6/8/2014.
Rangka replika kapal nelayan tersebut menggunakan kayu dan bambu. Dinding kapal memanfaatkan bahan triplek, lalu diberi tambahan warna dengan mengecatnya sehingga terlihat menarik. Besaran replika hampir menyamai ukuran kapal sesungguhnya. Untuk mempermudah jalannya kapal, pada bagian bawah diberi empat buah roda ala kadarnya.
Peserta yang terbagi ke dalam empat RT cukup antusias mengikuti kirab budaya tersebut. Bambang melanjutkan, kisaran swadaya yang dikeluarkan mencapai Rp 1 juta untuk tiap RT. “untuk pembuatan replika, gunungan hasil bumi dan laut, sewa seragam rombongan tani, rias wajah dan lainnya mencapai Rp 1 jutaan,” tambahnya.Setelah seluruh peserta menempuh rute kirab, kemudian menuju halaman Balai Padukuhan Gebang sebagai titik akhir. Prosesi kirab sempat membuat macet jalur menuju pantai, namun dapat segera diatasi oleh panitia dibantu Linmas serta pihak kepolisian yang bertugas. (kandar/Tty)