Kampanye Ceria Dengan Flasmob, Tim Sutrisna Wibawa Targetkan 250.000 Suara

oleh -1654 Dilihat
oleh
Tim pemenangan Sutrisna Wibawa-Mahmud Ardi Widanto usai flashmob. (dok. (Kadhung Trisna)

PLAYEN, (KH),— Pilkada sebagai pesta demokrasi sudah selayaknya disambut dengan penuh kegembiraan. Hal inilah yang melatarbelakangi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menggelar Flashmob Kadhung Trisna di Bundaran Siyono, Playeni, Gunungkidul, Minggu (15/11/2020).

Flashmob diikuti Profesor Sutrisna Wibawa, Ketua DPD PKS Gunungkidul, Ari Siswanto, dan beberapa relawan Partai PKS. Berlangsung sejak pukul enam pagi, para relawan bernyanyi, berdansa, membagikan merchandise, sekaligus mengenalkan visi Harapan Baru Gunungkidul Maju yang diprogramkan oleh calon bupati dan wakil bupati nomor urut satu, Profesor Sutrisna Wibawa dan Mahmud Ardi Widanto SIP.

“Kami ingin membawa pesan bahwa Pilkada 2020 bisa dilakukan dengan suasana kegembiraan. Seluruh kader melakukan flashmob dengan kegembiraan dan kreativitas, untuk mengenalkan Calon Bupati yang kami usung dalam Koalisi Kadhung Trisna: yakni Profesor Sutrisna Wibawa dan Mahmud Ardi Widanto, S.I.P,” ungkap Ari Siswanto

Kampanye kreatif layaknya Flashmob kali ini, menurut Sutrisna juga berperan vital dalam strategi pemenangan Kadhung Trisna. Hal ini dikarenakan dari sekitar 600.000 daftar pemilih di Gunungkidul, pihaknya menargetkan 250.000 suara.

“Flashmob ini bisa mengenalkan kita ke kalangan milenial, sekaligus pada Sedulur Lajon (masyarakat Gunungkidul yang melintasi Jalan Wonosari setiap harinya untuk bekerja di Jogja),” ungkap Sutrisna.

Guna menggaet kalangan milenial dan para pekerja di dalam Flashmob, program-program berbasis pendidikan dan ekonomi padat karya menjadi prioritas. Dengan adanya kampus dan peningkatan pendidikan misalnya, masyarakat Gunungkidul nantinya tidak perlu jauh-jauh studi ke Jogja.

Sedangkan dengan adanya program berbasis padat karya seperti Inkubator Bisnis UMKM, Petani Milenial, dan Kota Pelabuhan “Minapolitan” Gesing, maka masyarakat bisa produktif dan berkarya di kampung halamannya sendiri. Dampaknya nanti tidak hanya menguntungkan masing-masing individu karena bisa bekerja dan dapat uang  di Gunungkidul, tapi juga mampu memajukan Bumi Handayani secara keseluruhan.

“Di situlah ekonomi rakyat akan bergerak. Kita tidak boleh lagi mengandalkan retribusi, tapi harus ekonomi riil berbasis UMKM dan Padat Karya,” imbuh Sutrisna.

Flashmob dilaksanakan hingga pukul 11.00 dengan menerapkan protokol kesehatan ketat. Tidak nampak kemacetan di Bundaran Siyono karena Flashmob telah dikoordinasikan dengan polisi lalu lintas setempat. Acara Flashmob ditutup dengan doa bersama, pembubaran, dan aksi memungut sampah di sekitar Bundaran Siyono. (Kandar/adv)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar