Jelang Lebaran, Permintaan Rambak Kulit Meningkat

oleh -1889 Dilihat
oleh

PALIYAN, kabarhandayani.– Jelang Lebaran sejumlah pengrajin rambak kulit di Padukuhan Tambakrejo, Desa Sodo, Kecamatan Paliyan mendapat peningkatan pesanan. Sejak awal bulan puasa, permintaan rambak untuk luar kota meningkat. 

Dalam waktu seminggu pengrajin mengirim pesanan rata-rata 300 kilogram, sebagian besar pesanan dikirim ke kota Solo dan sekitarnya. Untuk pasar lokal pengrajin mendapatkan pesanan antara 150 hingga 200 kilogram dalam waktu seminggu. 

Menyikapi permintaan rambak yang terus naik ini, para pengrajin rambak menambah jam kerja bagi karyawan pabrik rambak. Hal ini dilakukan untuk memenuhi permintaan pesanan yang mengalami kenaikan 100 persen. 

“Kami sepakat menambah jumlah produksi untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat hingga lebaran nanti,” kata Saryanto (56), pemilik industri rambak kulit Karya Mandiri Sodo.

Kepada KH, Saryanto menjelaskan, banyak pesanan dari para pemudik yang ingin membawa oleh-oleh untuk sanak saudaranya di perantauan. “Sebagian pemudik ada yang sudah telpon saya, memesan rambak untuk oleh-oleh nantinya,” jelasnya. 

Namun kenaikan permintaan akan rambak juga diiringi dengan naiknya bahan baku membuat rambak yakni kulit Sapi dan kulit Kerbau. Saryanto menjelaskan memasuki bulan puasa hingga lebaran nanti harga kulit sapi dan kerbau diprediksi mengalami kenaikan. Untuk kulit sapi mengalami kenaikan menjadi Rp 45.000 / kilogram dari harga semula Rp 40.000 / kilogram, sedangkan untuk kulit kerbau mengalami kenaikan menjadi Rp 70.000 / kilogram dari Rp 65.000 / kilogram. 

Menyikapi kenaikan bahan baku pembuat rambak tersebut Saryanto terpaksa harus ikut menaikkan harga rambak. Untuk rambak kulit sapi yang semula seharga Rp 50.000/ kilogram kini naik menjadi Rp 52.000 / kilogram. Sedang untuk rambak kulit kerbau naik menjadi Rp 78.000 / kilogram dari harga sebelumnya Rp 75.000 / kilogram. 

“Kami terpaksa ikut menaikkan harga rambak karena di samping harga kulit mentah yang naik, kenaikan juga untuk mencukupi tambahan jam kerja karyawan kami,” pungkas Saryanto. (Atmaja/Hfs)

Berbagi artikel melalui:

Komentar

Komentar