WONOSARI, (KH)— Perkembangan Information technology (IT) atau biasa dikenal dengan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sangatlah pesat. Berbagai kemudahan karena keberadaannya muncul, arus pertukaran informasi bahkan seakan tak terkontrol.
Dampak negatif dan positif mengiringi terciptanya berbagai aplikasi komunikasi, game, pengolah data, dan banyaknya aplikasi yang lain. Hal ini harus bisa disikapi, serta diikuti dengan mengambil manfaat agar tidak ketinggalan.
Kemajuan TIK berpengaruh hampir pada semua gerak pembangunan masyarakat, tak terkecuali pada dunia pendidikan. Keberadaan IT dapat menghambat tetapi juga sangat mendukung apabila dimanfaatkan dengan tepat.
Untuk menjawab tantangan ini, dalam dunia pendidikan, peningkatan kualitas guru menjadi suatu keharusan. Guru diwajibkan untuk meningkatan peguasaan teknologi pembelajaran, teknologi pendidikan dan IPTEK.
“Penguasaan IT dalam mengajar menjadi salah satu kebutuhan bagi guru. Mau tidak mau, suka tidak suka, guru harus belajar IT,” kata Sugeng Andono ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) DIY beberapa waktu lalu.
Uraiannya, saat ini siswa dalam kehidupan sehari-hari dekat dengan IT, melalui IT juga guru dapat mencari sumber belajar untuk menemukan metode yang tepat dalam membimbing siswa. IT adalah tools yang hingga saat ini mampu memberikan ribuan referensi untuk belajar.
Maka, sambung dia, sekolah harus menyediakan pusat sumber belajar yang relevan dan up to date sebagai acuan siswa dalam mencari referensi belajar. Konsep awal yang perlu dikembangkan adalah membangun konsep konten server di tingkat sekolah maupun dinas. Hal ini diperlukan sebagai antisipasi agar siswa tidak langsung mencari referensi melalui internet.
“Sudah saatnya dimulai kita memberikan pendidikan internet sehat, internet baik bagi anak didik kita. Apabila konten server sekolah memiliki acuan sumber belajar yang memadai, siswa tidak akan mencari-cari materi yang sembarang dan tidak akan membuka situs-situs yang kurang bermanfaat bagi siswa,” ungkapnya.
Konsep e learning di masing-masing sekolah menjadi suatu keharusan untuk manajemen semua aktifitas belajar anak. Dengan demikian, diklat bagi guru akan lebih spesifik dan tidak semua ilmu IT harus dikuasai oleh guru.
Peningkatan kompetensi guru di bidang IT hanya akan diarahkan pada kepentingan untuk manajemen konten server yang terdapat pada e learning masing-masing sekolah disamping penyiapan media ajar yang sesuai dengan perkembangan jaman.
“Dalam hal ini IGI DIY sebagai organisasi profesi berkonsentrasi penuh dalam peningkatan kompetensi Guru. Guru diajak untuk selalu menyesuaikan perkembangan jaman dan tidak melupakan karakteristik bangsa,” ujar dia.
Lebih jauh disampaikan, disini guru diberikan gambaran teknologi riil yang ada di masyarakat dan dibimbing untuk bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan jaman. Ketika anak didik terbiasa dengan teknologi android, guru dipaksa untuk menyiapkan bahan ajar berbasis android pula.
Selain itu, adanya kebijakan literasi pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah, guru juga wajib menulis baik buku bacaan, modul, ataupun yang lain yang akan jadi bahan bacaan bagi guru.
Dalam hal ini, penerbit IGI siap menampung tulisan guru untuk selanjutnya dapat dinikmati kalangan luas. “Kegiatan ilmiah lainnya yang bermanfaat untuk peningkatan kompetensi guru hampir setiap minggu dilaksakanan di Lima kabupaten/kota di DIY,” jelas Guru SMK N 2 Wonosari ini.
Menurutnya, hal ini menjadi salah satu jawaban terbaik untuk mepersiapkan guru dalam menghadapi apapun bentuk kebijakan yang akan diterapkan oleh pemerintah termasuk wacana kebijakan full day school yang sempat membuat gempar. (Kandar)