
PONJONG, (KH),– Menyambut kedatangan tim penilai sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi, Kamis, (3/5/2017), SMP N 1 Ponjong mengandalkan beberapa program kegiatan sekolah berbasis lingkungan. Salah satu unggulan yakni berupa kepemilikan hutan sekolah.
Humas SMP N 1 Ponjong, Dra. Tutik Suprapti disela menyambut tim penilai mengatakan, selain Hutan Sekolah ‘Wana Mulya’ dan Gerakan Seribu Bunga, pemanfaatan limbah menjadi aneka produk bermanfaat menjadi andalan SMP N 1 Ponjong dalam menyambut penilaian sekolah Adiwiyata tingkat provinsi.
“Hutan sekolah dan kegiatan daur ulang limbah menjadi bagian dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam hal pelestarian lingkungan,” jelasnya.
Lanjutnya, setiap warga sekolah selalu berupaya ikut terlibat dalam kegiatan sekolah menuju lingkungan yang sehat dan menghindarkan dampak lingkungan yang negatif. Hutan sekolah dengan luas 3.200 meter persegi itu dibuat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Sementara itu kaitannya dengan daur ulang limbah, SMP N 1 ponjong telah bekerjasama dengan beberapa industri mebel di Kecamatan Ponjong dan sekitarnya. Sekolah menampung limbah kayu lalu dibuat berbagai produk bermanfaat.
“Ada rak file atau buku dari kayu dan tempat pensil, selain itu dari bungkus atau kemasan minuman dibuat tempat sajadah,” imbuh Tutik.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Sekolah SMP N 1 Ponjong, Pratjaja, Mpd menambhakan, pihaknya menginginkan keberlanjutan penilaian Adiwiyata hingga level nasional. Diungkapkan, segenap upaya dilakukan agar karakter anak terus terpupuk menjadi siswa yang mencintai lingkungan, sehingga berdampak pada kondisi sekolah yang indah, bersih, dan sehat.
“Tujuannya agar menunjang kegiatan pembelajaran. Semua ini tak lepas adanya potensi dan dukungan SDM guru yang mumpuni, serta dukungan dari berbagai instansi terkait yang cukup baik,” terang Pratjaja.
Ketua tim penilai, Anita, mengaku kagum dengan program kegiatan berbasis lingkungan yang diselenggarakan SMP N 1 Ponjong. Tim penilai juga memuji produk dari limbah kayu hasil karya siswa, bahkan produk tersebut dianggap layak untuk dipasarkan.
“Lingkungan sekolah menjadi hijau, asri dan teduh. Area depan atau halaman penuh dengan bunga-bunga, bagian tengah terdapat pepohonan dan ditutup di bagian belakang dengan hutan sekolah. Semua bersinergi menjadi satu kesatuan yang utuh”, puji Anita menyampaikan kesan pesannya. (Kandar)