PATUK, kabarhandayani.– Hasil panen padi musim kedua mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini nampak terlihat di petakan-petakan sawah yang ada di Padukuhan Gambiran Desa Bunder Kecamatan Patuk. Beberapa bagian di antara petak tanaman padi tersebut nampak mengering dan biji padi tidak berisi.
Menurut Eko (30) warga Desa Nglanggeran yang memiliki sawah di Desa Bunder menjelaskan, hasil panen padi musim pertama lebih baik dari panen kali ini. Dari 240 meter persegi sawah yang ia tanami hanya menghasilkan 3 karung gabah. “Ini hanya separonya dari musim lalu. Dulu dapat 6 karung, tapi karena serangan hama wereng dan faktor air, hasilnya menurun,” jelasnya seraya merontokkan butiran padi dengan mesin perontok.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Suyanto (49), warga Padukuhan Gambiran, ia mengaku tanaman padinya banyak yang mati. Pasalnya, tanaman padi berjenis Mikungga tersebut kekurangan air, ditambah adanya serangan hama wereng. Oleh karena itu, pada hasil padi seperti musim lalu yang sebanyak 17 karung tak dapat tercapai. Sekarang menurun, menjadi 10 karung dalam lahan seluas 1.200 meter persegi.
Sahid (41), warga Padukuhan Bunder pun menyatakan hal serupa. Karena terkendala air dan adanya serangan hama, hasil panennya yang dulu sebanyaj 14 karung menjadi 10 karung dalam lahan seluas 600 meter persegi.
“Hasil panen musim ke dua memang kebanyakan menurun, karena sawahnya adalah sawah tadah hujan. Kalau musim kemarau 50 % lahan disini kosong atau ditanami palawija,” ungkapnya seraya mengangkat karung beras untuk dibawa pulang. (Mutiya/Jjw).